Soloraya
Minggu, 19 Februari 2023 - 13:36 WIB

Imbas Penutupan Jalan Simo-Klego, Lembah Gunung Madu Boyolali Sepi Pengunjung

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pegawai Objek Wisata Lembah Gunung Madu Simo Boyolali mengarahkan dan menjaga portal untuk wisatawan yang akan berkunjung beberapa hari lalu. Pengunjung objek wisata i itu turun drastis setelah jalan Simo-Klego ditutup karena longsor pada Kamis (9/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Jumlah pengunjung Objek Wisata Lembah Gunung Madu (LGM) di Simo, Boyolali, menurun drastis imbas penutupan jalan utama Simo-Klego akibat longsor sejak Jumat (10/2/2023).

Sebagai informasi, letak Wisata Lembah Gunung Madu berada dekat lokasi longsor jalur tersebut, bahkan jalan Simo-Klego yang dilanda longsor merupakan satu-satunya akses menuju objek wisata tersebut.

Advertisement

Admin Wisata Lembah Gunung Madu, Dwi Margarina, mengungkapkan jumlah pengunjung di tempatnya bekerja turun hingga tiga kali lipat dibanding saat sebelum jalan ditutup.

“Pas hari pertama itu turun drastis karena banyak yang tahu lokasi di longsor dekat dengan LGM. Padahal, masih ke utara, itu tepatnya di goa pertama kalau dari utara,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/2/2023).

Advertisement

“Pas hari pertama itu turun drastis karena banyak yang tahu lokasi di longsor dekat dengan LGM. Padahal, masih ke utara, itu tepatnya di goa pertama kalau dari utara,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/2/2023).

Ia mengungkapkan jumlah pengunjung objek wisata Lembah Gunung Madu Boyolali saat weekend dan hari libur biasanya mencapai 300-400 orang. Namun, saat kejadian jalan longsor jumlah pengunjung hanya sekitar 100 orang.

Kemudian, pada hari biasa sebelum jalan longsor bisa mencapai 100-an orang, saat ini hanya sekitar 30 orang. Dwi mengatakan sebenarnya wisatawan bisa berkunjung ke Wisata Lembah Gunung Madu melalui akses khusus yang dibuka menuju LGM.

Advertisement

Jalur Khusus Wisata

Setelah memperoleh izin, pengelola objek wisata Lembah Gunung Madu, Boyolali, lalu membuat banner yang menginformasikan jalur utara ditutup total dan ada pembangunan proyek serta ada informasi terkait jalur khusus wisata.

Ia mengungkapkan portal di sebelah utara atau arah Klego ditutup total, sehingga masyarakat bisa melewati jalan pintas atas lembah Gunung Madu di daerah Sirah. Lalu, dari arah selatan atau Simo, dibuka setengah portal untuk akses menuju Wisata Lembah Gunung Madu.

Dwi mengatakan di portal tersebut berjaga karyawan dari LGM yang akan mengarahkan orang yang lewat. Jika ingin menuju LGM maka akan diarahkan masuk setengah portal menuju tempat wisata. Namun, jika ingin ke arah Klego akan diarahkan menuju jalur alternatif.

Advertisement

Lebih lanjut, ia mengungkapkan walau pengunjung turun drastis imbas longsor jalur utama Simo -Klego, karyawan tidak ada yang diliburkan. Mereka tetap bertugas untuk membersihkan dan mengarahkan jalan menuju Wisata Lembah Gunung Madu.

“Kemudian strategi kami untuk pengunjung bisa naik itu selama longsor ini menggratiskan biaya parkir, jadi hanya tiket masuk. Tiket masuk masih sama dewasa per orang Rp10.000 per orang, anak di bawah lima tahun gratis. Rombongan nanti ada potongan,” jelasnya.

Dwi mengungkapkan saat ini sedang berlangsung proses perbaikan di jalur yang longsor. Ia berharap proyek dapat segera selesai sehingga objek wisata Lembah Gunung Madu Boyolali lebih ramai pengunjung dan karyawan dapat bekerja secara normal.

Advertisement

Jalan Rawan Longsor

Ia juga mengatakan posisi jalan di sekitar LGM memang terlihat rawan longsor, terlebih tebing yang berada di dekat jalan sudah terlihat banyak pohon yang miring.

“Apalagi ini hujan ya, rasanya jalan itu seperti miring. Kalau bisa nanti proses perbaikan tidak hanya yang di bagian longsor, tapi biasa semuanya, agar tidak terjadi hal serupa,” kata dia.

Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan karena jalur Simo-Klego merupakan jalur utama. Jalur alternatif yang melewati atas Lembah Gunung Madu, lanjut dia, kondisinya mengenaskan, licin dan berkabut saat hujan, dan beberapa masih berupa tanah.

Sementara itu, Pemkab Boyolali melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menargetkan perbaikan jalan utama Simo-Klego, di Dukuh Ngablak, Desa Tanjung, Simo, yang longsor pada Kamis (9/2/2023) sore bisa digunakan kembali pada Maret 2023.

Kepala DPUPR Boyolali, Ahmad Gojali, mengungkapkan setelah kejadian tanah longsor tersebut, DPUPR, Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, dan instansi terkait melakukan penutupan jalan total. Kemudian semua kendaraan dialihkan ke Jalan Senopati.

Namun, ia meminta masyarakat hati-hati karena jalan tersebut licin saat dan setelah hujan. Penanganan selanjutnya menggunakan anggaran dari unit reaksi cepat (URC) untuk membangun talut di lokasi longsor sebesar Rp200 juta.

Dana itu untuk membangun talut sepanjang 13 meter dan tinggi 6,5 meter. Talut yang dibangun lebih panjang dari jalan yang longsor sepanjang 10 meter dengan tinggi 6,5 meter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif