SOLOPOS.COM - Salah satu penampil di Indonesia Mask Festival (IMF) 2023, Sabtu (18/11/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Chief Executive Indonesia Mask Festival (IMF) 2023 Mimi Zulaikha menjelaskan komitmen IMF untuk topeng Indonesia di kancah global. IMF yang memasuki tahun ke-10 ini menjalankan komitmen untuk mempromosikan dan mengembangkan topeng Indonesia di kancah global.

“IMF juga telah menjadi panggung pemersatu keanekaragaman kebudayaan daerah, bangsa, negara, dan masyarakat melalui topeng,” ujar dia dalam rilis yang diterima Solopos.com, Minggu (19/11/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Mimi, rangkaian acara IMF 2023 tak hanya pertunjukan seni topeng Menawan Tari Topeng, namun ada Konferensi Nasional Indonesia Mask Organization (IMO), pameran topeng, dan lomba mewarnai topeng.

“Besar harapan kami IMF akan terus berkembang dan menjadi festival kebanggaan Kota Solo dan Indonesia,” ungkapnya.

Sementara, ada 14 penampil pada hari kedua IMF 2023, Sabtu (18/11/2023) di Ndalem Djojokoesoeman. Para penampil itu berasal dari dalam dan luar negeri.

Sajian tari pertama datang dari Kota Jogja yang diwakili Astagala Project dengan tarian bertajuk Persona. Tarian ini merujuk pada wajah sosial manusia yang merupakan citra atau kepribadian yang diciptakan dengan tujuan untuk memberikan kesan kepada orang lain.

Penampil kedua, yakni B. Kristiono Soewardjo dari UNJ menyusul dengan karya Nindak Jirumklan. Karya ini berakar dari kebudayaan Jakarta tepatnya Betawi dengan memanfaatkan pergerakan dari tari topeng yang menggambarkan asal-usul manusia dengan berbagai karakter.

Seniman asal Pati juga turut unjuk bakat dengan hadirnya Rafi Rizqullah Arifin dari Sanggar Pandu yang mempertontonkan Tari Topeng Mina Tani. Penonton disuguhkan dengan karya berupa tarian tradisional dengan menghadirkan kedinamisan masyarakat Kabupaten Pati.

Pertunjukan seni selanjutnya dibawakan oleh BWC Dance Company dari Korea Selatan. Para penari membawakan karya Draw a Rough Line yang mengekspresikan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari manusia modern.

Dan keinginan manusia untuk mendapatkan kebebasan dengan sikap lembut untuk mengekspresikan dualitas manusia.

Sementara itu, Lakhaon Khaol Youth of Cambodia dari Kamboja menampilkan pertunjukan Cham-Baing TuPi. Karya tersebut merupakan bagian dari cerita Ramayana tentang kerbau jantan bernama TuPi yang sangat kuat dan bertarung melawan raja monyet.

Penampilan keenam dari Chinese Youth Goodwill Association, Taiwan, dengan tarian berjudul Goddess Mask Parade. Tarian tersebut berakar dari mitologi Daois setempat dengan dewi bertopeng yang menggambarkan kebahagiaan wanita dalam memberkati dunia sipil.

Berikutnya penampil dari Ekuador, Edgar Freire, dengan karya Entre Montranas – A tale of the Andean Mountains. Karya itu merupakan puitis tentang para petani di Ekuador dan komunitas tradisionalnya yang berjalan di pegunungan Andean dan tiba di Indonesia. Tarian ini berkolaborasi dengan seniman Indonesia sebagai media dalam hubungan budaya.

Kota Jogja yang diwakili oleh Darmawan Dance Company menyajikan pertunjukan tari dengan tajuk Mbarang yang mengisahkan tentang Dewi Sekartaji. Dia berusaha bersatu kembali dengan kekasihnya, Panji Inu Kertapati.

Korea Selatan tampil dengan modifikasi tari Mask Play Troupe yang dibawakan oleh Andong Mask Play Troupe.

Tiga penari bertopeng menggebrak panggung IMF 2023 melalui tarian yang merupakan representasi dari pertunjukkan K-Pop dengan atribut topeng serta kipas dengan iringan musik artistik yang bernuansa kebahagiaan.

Pertunjukan dari Andong Mask Play Troupe berhasil menghadirkan riuh dan antusias penonton dengan sejumlah lagu K-Pop populer yang ditampilkan dalam balutan busana hanbok.

Sanggar Riak Nyalong dari Kalimantan Tengah turut tampil dengan karya Sababuka. Karya ini divisualisasikan melalui tari asli dari Ngaju Dayak dengan fitur topeng wajah yang mengancam.

Delegasi kedua dari Yogyakarta kembali bergabung dengan panggung IMF 2023, Uti Setyastuti. Dia membawakan karya tari Nang Ning Nganu yang ditampilkan dengan gambaran awal tentang manifestasi kebaikan, hubungan yang saling berdampak, serta otoritas tentang sesuatu yang disengaja.

Sanggar Seni dan Budaya Marajaki dari Palangkaraya turut menghadirkan pertunjukan seni bertajuk Energy yang merupakan tari topeng kontemporer. Tari topeng kontemporer tersebut mencerminkan semangat utilitas dalam melestarikan warisan spiritual dari nenek moyang dan prinsip dari kearifan lokal.

Kemudian ada tarian Cassanova dari Sayekti Padmi Production yang berkolaborasi dengan Guh S. Mana dari Solo. Tarian itu menceritakan manusia selayaknya seorang Cassanova yang menghuni bumi tanpa memiliki rasa cukup dengan satu, terutama pada kaum hawa.

Manusia digambarkan bahwa terkadang lupa akan kekuatan dalam dirinya dan terlalu bergantung pada validasi orang lain.

Ari Harmawan Tapuk Wilah Wojo dari Karanganyar menjadi penutup rangkaian pertunjukan seni topeng yang dipamerkan di panggung IMF 2023.

Karya Pelebur Pusaka Aji menyimbolkan konsep renungan kesadaran diri dalam mengendalikan hawa nafsu dari kesombongan, keserakahan, dan kemaksiatan.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya