SOLOPOS.COM - Suasana Pesta Kembang Api Menyambut Tahun Baru Imlek di Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Imlek 2015 di Solo dirayakan secara meriah. Berpusat di kawasan Pasar Gede dan Jl Jenderal Sudirman Solo, langit Solo bermandikan cahaya.

Solopos.com, SOLO — ribuan warga memadati kawasan Pasar Gede (Sargede) hingga Jenderal Sudirman Solo. Sementara ratusan orang memadati Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede (Sargede) Solo, Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, sejak Rabu (18/2/2015) malam. Mereka mengantre di pintu masuk kelenteng untuk memanjatkan doa dan menyalakan lilin dupa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Lilin berbagai ukuran hingga lampu lampion menghiasi setiap sudut kelenteng. Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB. Para anggota jemaah dari berbagai kota seperti Jakarta, Sumatra hingga Semarang mulai berdatangan.

Sebelum masuk ke dalam kelnteng, anggota jemaah itu harus mencuci tangan dan kaki mereka. Mendekati pukul 24.00 anggota jemaah semakin bertambah banyak. Bahkan para jemaah meluber hingga ke Pasar Gede.

Yah, tradisi orang Tionghoa sebelum pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk membacakan doa tutup tahun dan doa pembuka tahun. Lonceng dan bedug di kelenteng berbunyi pertanda waktu untuk berdoa dimulai.

Doa dimulai dengan menyalakan lilin dupa dan setelah selesai lilin itu ditanyapkan di dalam patung pemujaan. Sementara itu, di luar kelenteng ribuan orang memadati Jl. Jenderal Sudirman (Jensud) sejak pukul 18.00 WIB. Mereka berdesaki-desakan di depan panggung (Pasar Gede) untuk melihat pertunjukan barongsai.

Sejumlah pertunjukkan hiburan disiapkan panitia peringatan tahun baru Imlek 2566. Pertunjukkan itu mulai kesenian kontemporer perpaduan Jawa dan Tionghoa hingga barangsai yang diperagakan dari pihak Klenteng Tien Kok Sie dan Kostrad 413, Palur, Mojolaban, Sukoharjo.

Tepat pukul 23.45 WIB pesta kembang api yang ditunggu-tunggu dimulai. Pesta kembang api yang muncul dari halaman Kantor Balai Kota Solo itu berlangsung selama 35 menit. Puluhan warga langsung mengabadikan pesta kembang api itu dengan berselfievria. Setelah pesta kembang api selesai, 100 lampion diterbangkan dari dalam kelenteng.

Koordinator Kelenteng Tien Kok Sie, Budiono Tekgianto, mengatakan, tradisi imlek adalah mensucikan diri di dalam kelenteng dengan cara menyiram tangan dan kaki dengan air yang sudah diberikan bunga. Tujuannya adalah  untuk melambangkan kesucian dan pengampunan sebelum tahun baru dimulai.

“Kami bersama-sama meminta pengampunan kesalahan selama setahun di Shio Kuda dan meminta diberikan kemudahan di Shio Kambing,” ujar Budiono ketika ditemui Solopos.com di kelenteng, Rabu.

Dia mengatakan puncak ibadah di kelenteng terjadi tanggal 8 Februari dan 18 Februari. Lampu lampion dan lilin di dalam kelenteng akan terus dinyalakan sampai Cap Gomeh atau tepatnya tanggal 15 tahun Tiongkok.

“Lilin di dalam kelenteng yang kami nyalakan itu disebut sebagai pelita. Pelitia itu sebagai simbol penerangan dengan harapan di tahun baru nanti bisa lebih memberikan penerangan,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang anggota jemaah, Aviana, 20, mengaku dalam doa meminta agar semua dosa ditahun lalu diampuni dan diberikan kemudahan di tahun baru.

“Semoga tahun depan jadi lebih baik. Keberuntungan di tahun Kambing segera datang hingga dihindarkan dari musibah,” kata Aviana Mahasiswi ATMA Jaya Yogjakarta.

Dia menambahkan tradisi berdoa di dalam klenteng jelang pergantian tahun adalah tradisi keluarga sejak kecil. Pada tahun ini bersama keluarganya datang dari Karanganyar Palur untuk memanjatkan doa di Kelenteng Tien Kok Sie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya