SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani (dua dari kiri) saat meninjau objek wisata Bukit Sidoguro, Bayat, Klaten, Jumat (7/2/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KLATENBukit Sidoguro di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, kini menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Klaten. Namun demikian, masih ada satu impian Bupati Klaten Sri Mulyani yang belum terwujud terkait pengembangan objek wisata tersebut.

Sebagai informasi, Pemkab Klaten menghabiskan waktu kurang lebih tiga tahun dan total anggaran sekitar Rp9 miliar untuk mengembangkan objek wisata Bukit Sidoguro hingga menjadi indah seperti sekarang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hasilnya pun mulai bisa dirasakan dengan ramainya objek wisata itu baik siang maupun malam. Pemkab Klaten mulai membangun tempat wisata di puncak bukit tak jauh dari Rawa Jombor itu pada 2019. Sebelumnya, lokasi yang dikenal dengan sebutan Bukit Turis itu mangkrak tak terawat.

Pada 2019, Pemkab mendapat gelontoran dana senilai Rp2,8 miliar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK). Pemkab Klaten membangun taman indah dengan pepohonan ala Garden By The Bay Singapura di puncak Bukit Sidoguro.

Setelah diresmikan dan dibuka untuk umum pada akhir 2019, taman di puncak bukit itu langsung dibanjiri pengunjung hingga membukukan pendapatan bagi Pemkab Klaten senilai Rp200 juta/bulan. Mengutip jatengprov.go.id, pendapatan itu baru dihitung dari penjualan tiket seharga Rp5.000 per orang.

Dengan harga tiket tersebut, para pengunjung kala itu sudah dapat menikmati berbagai wahana swafoto dan pemandangan indahnya Rowo Jombor dari ketinggian puncak bukit. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa melihat perbukitan hijau di kejauhan.

Penataan Bukit Sidoguro, Klaten, berlanjut pada 2020 atau bersamaan dengan merebaknya Pandemi Covid-19. Pemkab kembali mendapatkan gelontoran dana dari DAK pemerintah pusat senilai Rp1,2 miliar.

Anggaran itu digunakan untuk pembangunan panggung hiburan dan fasilitas penunjang lainnya. Selanjutnya pada 2021, ada penataan taman parkir dengan dana dari DAK dari pemerintah pusat sekitar Rp400 juta.

Do Gurau Cafe

Pengembangan Bukit Sidoguro Klaten masih berlanjut pada 2022 yang berdampak pada penutupan objek wisata itu selama lima bulan mulai Juli hingga akhir November 2022. Berdasarkan catatan Solopos.com, pagu anggaran untuk melanjutkan pengembangan Bukit Sidoguro pada 2022 mencapai sekitar Rp5,3 miliar.

Namun, setelah proses lelang, pembangunan dilakukan dengan nilai kontrak sekitar Rp4,6 miliar. Sumber anggaran dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik APBN 2022. Jika ditotal, anggaran untuk penataan Bukit Sidoguro mencapai Rp9 miliar.

Proyek pada 2022 menyasar pada pembangunan gedung tourist information center (TIC), musala, kafe, serta penambahan gazebo. Kafe yang diberi nama Do Gurau Cafe sudah dibuka dan pada Ramadan 2023 lalu menjadi salah satu lokasi pilihan ngabuburit dan buka puasa di Klaten.

Menu yang disajikan di kafe itu di antaranya menu ikan bakar dan goreng, ayam bakar dan goreng, kentang goreng, aneka sambal, serta aneka minuman. Bupati Klaten, Sri Mulyani, dalam wawancara pada Juli 2022 lalu, mengatakan masih ada impian yang belum terwujud terkait pengembangan objek wisata Bukit Sidoguro.

Impian tersebut yakni melengkapi Bukit Sidoguro dengan wahana kereta gantung. Mulyani mengatakan sudah ada investor yang berminat membangun kereta gantung di Bukit Sidoguro.

“Karena dampak pandemi Covid-19, investor sepertinya balik kanan. Mudah-mudahan nanti Pak Menteri bisa mewujudkan impian saya dan masyarakat Klaten,” kata Mulyani saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya