SOLOPOS.COM - Seorang anak diberi imunisasi IPV2 atau polio dosis kedua saat pencanangan di Grha Bung Karno Klaten, Rabu (21/6/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ketua DPR RI, Puan Maharani, mencanangkan imunisasi inactivated polio vaccine dosis kedua (IPV2) secara nasional di Grha Bung Karno Klaten, Jateng, Rabu (21/6/2023) siang.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang hadir bersama para kepala daerah di Soloraya mengapresiasi pemilihan Jateng sebagai lokasi pencanangan gerakan nasional imunisasi IPV2.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia berharap gerakan itu bisa menggugah kesadaran masyarakat untuk melindungi anak-anak dari serangan varian baru virus Polio di Indonesia. Menurut Ganjar, berdasarkan data di Aplikasi Sehat Indonesia Ku, capaian imunisasi polio di Jateng periode Januari-Mei 2023 baru 24,5 persen.

“Artinya masih perlu digenjot terus. Hari ini lah saatnya kita semua melakukan genjotan itu, agar anak-anak kita menjadi generasi yang sehat dan terlindungi dari virus polio,” ungkapnya.

Sementara itu, Puan Maharani mengatakan pencanangan imunisasi polio dosis kedua atau IPV2 secara nasional dimulai dari Jawa Tengah lantaran merupakan provinsi dengan jumlah penduduk tinggi. Dia berharap dari pencanangan itu bisa meluas ke provinsi lainnya di Indonesia.

“Ini pencanangan nasional yang dilakukan di Jateng tetapi nantinya berjalan ke seluruh Indonesia. Setelah 2022 muncul lagi KLB Polio, mulai sejak itu pemerintah Indonesia dan stakeholders berupaya mengatasi agar tidak muncul lagi polio di usia anak-anak,” kata Puan.

Puan menambahkan perlu gotong royong bersama antara seluruh kepala daerah, Forkopimda, dan masyarakat untuk bisa membawa anak-anak ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi Polio sehingga anak-anak Indonesia ke depannya menjadi anak yang sehat dan kuat.

Alasan Pencanganan Imunisasi Polio

Untuk membumikan gerakan imunisasi polio dosis kedua tersebut, Puan mengusulkan agar sosialisasi dilakukan dengan menyebut imunisasi Polio. Puan mengatakan gerakan imunisasi secara nasional yang menggunakan istilah yang belum familier dinilai susah dipahami masyarakat secara luas.

Dia khawatir dengan penggunaan istilah asing justru bisa memicu hoaks yang bisa jadi berdampak pada keberhasilan imunisasi. “Baiknya nyebutnya IPV2 atau imunisasi Polio, Bu? Lebih gampang yang mana? Imunisasi polio nggih. Gimana Pak Menkes?”

“Tolong nanti dalam sosialisasinya imunisasi polio saja. Daripada IPV, justru membuat pusing. Mumet nggih. Ini saya minta izin ke Menkes untuk memudahkan sosialisasi gerakan imunisasi disebut dengan imunisasi Polio,” kata Puan kepada ratusan orang yang hadir pada acara itu.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, yang juga hadir dalam kegiatan itu menyambut ajakan Puan dengan acungan jempol. Budi mengatakan imunisasi dosis kedua itu merupakan vaksinasi tambahan untuk melengkapi imunisasi Polio yang sudah diterapkan di Indonesia.

Latar belakang imunisasi IPV2 sebagai perlindungan optimal terhadap virus Polio. “Sebenarnya Indonesia sudah eliminasi polio sejak tahun 2014. Karena adanya pandemi Covid-19, vaksinasi di seluruh dunia disibukkan dengan imunisasi Covid-19, sehingga terjadi mutasi virus polio dan memicu outbreak, bukan hanya di Indonesia, namun juga dunia,” paparnya.

Budi berharap berbagai pihak bisa mendukung imunisasi Polio secara lengkap. Dia menjelaskan Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Budi juga menjelaskan imunisasi Polio lengkap diberikan sebanyak enam kali terdiri dari empat kali melalui mulut serta dua kali melalui suntik.

“Yang [melalui] mulut bisa diberikan usia satu bulan, dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan. Untuk imunisasi melalui suntik diberikan umur empat bulan dan sembilan bulan. Jadi enam kali pemberian imunisasi polio. Tolong itu yang lengkap,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya