Solopos.com, SRAGEN — Rumah Pohon Gunungsono yang dikelola pemuda di Dukuh Gunungsono, Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Sragen, Jawa Tengah, menjadi semacam “mutiara” di tengah area terpencil di pinggir Waduk Kedung Ombo (WKO). Dari rumah pohon itu wisatawan bisa melihat pemandangan indah WKO bak Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Objek wisata baru di Sragen itu baru dikembangkan sejak tiga tahun terakhir oleh pemuda yang yang tergabung dalam Karang Taruna Irrdelas Gunungsono. Mereka berharap Gilirejo bisa menjadi desa wisata karena memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Ketua Karang Taruna Irrdelas Gunungsono, Wahyu Noto Santoso, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (1/4/2022), mengungkapkan wisata Gunungsono Sragen dikembangkan dengan konsep rumah pohon. Dari rumah pohon itu pengunjung dapak menyaksikan panorama keindahan alam yang begitu menawan.
“Ada rumah-rumahan dengan atap alang-alang 755t? kering yang bisa digunakan bersantai sambil menikmati keindahan alam. Awal-awal buka cukup ramai, tetapi sepi setelah ada pandemi Covid-19. Sekarang dibuka lagi, tetapi belum ramai karena akses jalannya yang rusak dan cukup jauh. Kami berharap ketika akses masuk diperbaiki maka bisa mendatangkan pengunjung,” ujarnya.
Baca juga: BOB Sebut Wisata Sragen Bisa Dijual ke Luar Negeri, Ini Alasannya
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bersama para pejabat lainnya sempat mampir ke objek wisata Gunungsono dengan mengendarai sepeda motor sambil meninjau lokasi pembangunan jembatan Gilirejo ke Gilirejo Baru. Bupati Yuni dibuat terkesima dengan keindahan pemandangan alam di sana yang dinilai serupa dengan Labuan Bajo.
“Ini seperti Labuan Bajo. Tidak perlu jauh-jauh ternyata Sragen punya Labuan Bajo meskipun kawe tiga,” kelakar Yuni, sapaan Bupati.
Baca juga: Jelang Ramadan, Ratusan Warga Sragen Lakukan Tradisi Ruwahan
Yuni bersama pejabat lainnya menaiki rumah pohon dan berfoto-foto. Ia melihat langsung lokasi pembangunan fondasi jembatan di Gilirejo Baru dari rumah pohon itu. Ia juga berfoto bersama para pemuda karang taruna setempat.
“Desa ini potensial dikembangkan sebagai desa wisata. Perlu ada pembenahan labih lanjut. Kalau jadi desa wisata maka desa ini bisa mendapat bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi,” katanya.