SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menerima piagam Indeks Kota Toleran (IKT) 2023 di Jakarta, Selasa (30/1/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Skor toleransi Kota Solo anjlok dari rangking 4 tertinggi pada 2022 menjadi rangking 10 pada Indeks Kota Toleran (IKT) 2023 di Jakarta, Selasa (30/1/2024). Pemkot Solo akan melakukan evaluasi.

Laporan IKT 2023 merupakan hasil pengukuran yang dilakukan Setara Institute untuk mempromosikan praktik-praktik baik toleransi kota-kota di Indonesia. IKT 2023 merupakan publikasi ke-7 Setara Institute sejak kali pertama pada 2015. Setara Institute belum menjangkau kabupaten.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

IKT adalah studi pengukuran kinerja kota, meliputi pemerintah kota, dan elemen masyarakat dalam mengelola keberagaman, toleransi, dan inklusi sosial. Pengukuran IKT mengkombinasikan paradigma hak konstitusional warga sesuai jaminan konstitusi, hak asasi manusia (HAM) sesuai standar hukum HAM internasional dan tata kelola pemerintahan yang inklusif.

Objek kajian IKT adalah 94 kota dari total 98 kota di seluruh Indonesia. Empat kota yang dieliminasi merupakan kota-kota administrasi di DKI Jakarta yang digabungkan menjadi satu Kota DKI Jakarta.

Ketua Badan Pengurus Setara Institute Ismail Hasani mengatakan tiga hal yang harus ada dalam ekosistem toleransi, yakni kepemimpinan politik toleransi, kepemimpinan sosial, dan kepemimpinan birokrasi.

Menurut dia, intoleransi merupakan anak tangga pertama menuju radikalisme hingga terorisme. Setara Institute selalu mengkritik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia yang selalu bekerja di bagian hilir. Sedangkan bagian hulu jarang disentuh, yakni intoleransi. “intoleransi salah satu bentuk ancaman keamanan nasional,” jelas dia.

Dia mengatakan Setara Institute mendorong aparat keamanan memandang toleransi dalam perspektif human security. Setara Institute mencatat ada 61 produk hukum terkait toleransi pada 2023. Jumlah peristiwa intoleransi menurun pada 2023 dari tahun sebelumnya.

“Temuan kami ada diskoneksi perencanaan pembangunan tingkat pusat dengan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menargetkan penurunan angka stunting namun tidak tercapai. Ternyata juga terjadi tentang toleransi dan inklusi,” ujar dia.

Menurut dia, siapapun presidennya tidak akan bisa mencapai target apabila ada diskoneksi perencanaan pembangunan. Setara Institut mendorong interkoneksi perencanaan salah satunya melalui IKT.

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengaku kaget dengan pencapaian IKT Kota Solo yang menempati rangking 4 menjadi 10 tahun ini. Teguh sempat mempertanyakan indikator yang digunakan dalam menentukan IKT.

“Kami agak kaget, indikatornya apa ini dari 4 ke 10. Sementara kota kami di seputarannya ada pernik-pernik, baru ditangkap satu di kelurahan Mojo [terduga teroris]” ujar dia saat memberikan sambutan di Jakarta.

Dia menjelaskan Pemkot Solo tidak memasang pagar di Balai Kota Solo selama 10 tahun terakhir. Semua komunitas agama bisa merayakan hari raya keagamaan di Balai Kota Solo dengan memasang instalasi lampu, pernik-pernik, dan berbagai kegiatan.

“Itu kami gambarkan secara nyata bahwa kami hidup setara pada siapapun. Terima kasih justru kami mawas diri atau mungkin regulasinya belum ada. Regulasi menjadi penting supaya seluruh kepada daerah terikat dengan kebijakan yang tidak bisa dilakukan semaunya sendiri,” ujar dia.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Solo Indradi AP belum bisa diwawancarai. Indrasi menjelaskan sedang rapat Rabu pagi.

Skor studi IKT Kota Solo 5,8. Berikut perincian IKT Kota Solo pada empat variabel dengan delapan indikator sebagai alat ukur.

A. Regulasi Pemerintah Kota
• Indikator 1 : Rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya (5,5 poin)
• Indikator 2 : Ada tidaknya kebijakan diskriminatif (7 poin)

B. Regulasi Sosial
• Indikator 3 : Peristiwa intoleransi (6 poin)
• Indikator 4 : Dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi (5 poin)

C. Tindakan Pemerintah
• Indikator 5 : Pernyataan pejabat kunci tentang isu toleransi (5 poin)
• Indikator 6 : Tindakan nyata terkait isu toleransi (5 poin)

D. Demografi Sosio-Keagamaan
• Indikator 7 : Heterogenitas keagamaan penduduk (6 poin)
• Indikator 8 : Inklusi sosial keagamaan (6 poin)

Berikut daftar Kota Toleran 2023 versi Setara Institute:

1. Kota Singkawang menyabet skor 6,500

2. Kota Bekasi meraih skor 6,460

3. Kota Salatiga mendapatkan skor 6,450

4. Kota Manado dengan skor 6,400



5. Kota Semarang meraih skor 6,230

6. Kota Magelang mendapat 6,220

7. Kota Kediri dengan skor 6,073

8. Kota Sukabumi meraih skor 5,997

9. Kota Kupang mendapatkan skor 5,953

10. Kota Solo dengan skor 5,800.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya