SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Inflasi Solo disebut BPS terbilang rendah mengingat harga komoditas melonjak tajam saat Ramadan 2015 menjelang Lebaran 2015.

Solopos.com, SOLO — Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat angka inflasi Solo untuk Juni 2015 sebesar 0,53%. Angka ini diklaim relatif rendah mengingat saat Ramadan 2015 menjelang Lebaran 2015, harga komoditas pangan melonjak tajam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala BPS Solo, R. Bagus Rahmat, mengatakan inflasi bulan lalu memang lebih tinggi jika dibandingkan Mei yang hanya 0,37%.

Kenaikan inflasi ini juga membuat Solo secara year to date (ytd) atau dari Januari-Juni 2015 inflasi sebanyak 0,27% dari sebelumnya yang selalu deflasi. “Inflasi bulan ini cukup terkendali karena lonjakan harga tidak drastis. Hal ini karena pemerintah cepat merespons kondisi harga dan ketersediaan pasokan bahan makanan. Selain itu, sidak yang dilakukan TPID [Tim Pengendalian Inflasi Daerah] juga cukup mampu mengendalikan ekspektasi masyarakat,” ungkap Bagus saat jumpa pers di kantornya, Rabu (1/7).

Meski begitu, pada bulan ini tetap harus diwaspadai supaya lonjakan harga tidak terlalu tinggi. Hal ini karena masih ada beberapa komoditas yang menunjukkan tren kenaikan harga, seperti beras yang pada triwulan II ini diperkirakan panen tidak akan setinggi triwulan I. Kabupaten Demak saat ini mengalami puso atau gagal panen. Selain itu, ada ancaman badai El Nino yang dapat mengganggu pasokan pangan.

Dia menyampaikan apabila Peraturan Presiden (Perpres) No. 71/2015 mengenai Penetapan dan Penyimpanan Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting bisa berjalan secara efektif, inflasi bulan ini bisa ditekan.

Tiga Komoditas
Inflasi kali ini terutama disumbang oleh kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau serta transportasi, komunitas, & jasa keuangan dengan masing-masing memberikan andil 0,35%, 0,09%, dan 0,04%. Menurut dia, daging ayam ras, cabai rawit, dan telur ayam ras merupakan tiga besar yang mengalami kenaikan harga paling tinggi.

Hal ini melebihi prediksi inflasi Bank Indonesia, yakni kisaran 0,4%-0,5%. Wakil Ketua TPID Solo, Ismet Inono, mengatakan inflasi Ramadan kali ini cukup baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini karena adanya kerja sama TPID se-Soloraya dengan mengadakan sidak dan pasar murah. Selain itu, terdapat koordinasi pasokan barang untuk menghindari kekosongan pasokan di suatu daerah.

“Sidak dan pasar murah yang diadakan di daerah marginal ini secara psikologis memberi ketenangan kepada masyarakat. Oleh karena itu, konsumsi masyarakat tidak berlebihan dan kenaikan harga masih dalam batas wajar,” kata dia secara terpisah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya