Soloraya
Jumat, 17 November 2017 - 05:35 WIB

INFRASTRUKTUR KLATEN : Gorong-Gorong di Jalan Desa Drono Ambrol, Kades Rogoh Kocek Pribadi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat-lihat lokasi gorong-gorong ambrol di dekat Perumahan Cemara Hijau, Desa Drono, Kecamatan Ngawen, Klaten, Kamis (16/11/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Gorong-gorong di jalan Desa Drono, Kecamatan Ngawen, Klaten, ambrol membahayakan pengendara.

Solopos.com, KLATEN — Gorong-gorong ambrol di jalan Desa Drono, Kecamatan Ngawen, Klaten, yang menghubungkan Rumah Sakit Islam dengan Perumahan Cemara Hijau kondisinya sudah membahayakan. Kepala desa setempat merogoh kocek pribadi untuk memperbaikinya.

Advertisement

Salah satu warga, Arif Kurniawan, 31, warga Perumahan Cemara Hijau, Desa Drono, Kecamatan Ngawen, mengatakan gorong-gorong itu ambrol sejak tiga bulan lalu. Gorong-gorong itu ambrol dengan ukuran dua meter kali empat meter dengan kedalaman sekitar dua meter.

“Sudah tiga atau empat bulan ini ambrol dan tanpa perbaikan,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di lokasi gorong-gorong, Kamis (16/11/2017).

Advertisement

“Sudah tiga atau empat bulan ini ambrol dan tanpa perbaikan,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di lokasi gorong-gorong, Kamis (16/11/2017).

Di lokasi gorong-gorong terlihat sebuah papan peringatan bagi pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas. Sejumlah material seperti pasir dan batu terlihat di sekeliling lubang. Gorong-gorong yang roboh mulai merembet ke badan jalan. (Baca: Gorong-Gorong di Jalur Tegalgondo-Janti Ambles Bahayakan Pengguna Jalan)

Ia menjelaskan akibat gorong-gorong ambrol, saluran air ke sungai tak jauh dari gorong-gorong tersumbat. Warga perumahan pun harus berjalan memutar saat untuk akses keluar masuk.

Advertisement

Peristiwa itu sudah dilaporkan ke kepala desa setempat. Kades sempat mengirimkan sejumlah material di sekitar lokasi untuk memperbaiki kerusakan tersebut. “Tapi sampai sekarang enggak ada proses pengerjaan. Saya berharap gorong-gorong lekas diperbaiki sebelum meluas,” beber dia.

Hal senada juga disampaikan Moza Andre Nazari, 19. Andre menyebutkan tanah yang menjadi fondasi jalan kerap runtuh sendiri karena dilalui truk-truk. Runtuhan tanah itu dikhawatirkan memperluas lubang yang ambrol.

“Lama-lama longsoran hingga ke badan jalan. Ini membahayakan pengguna jalan,” ujar dia.

Advertisement

Kepala Desa Drono, Sutardiyanto, mengatakan gorong-gorong ambrol itu terjadi sejak lama. Belum lama ini gorong-gorong kembali ambrol lebih luas. Ia sempat mengirimkan material untuk perbaikan gorong-gorong namun tertunda. Hal itu karena ia kesulitan mendapatkan tukang batu.

“Untuk dapat tukangnya harus antre. Jadi belum bisa dikerjakan. Kalau dapat tukang ya saya kerjakan. Apa ra elok lurah gelem tombok [Apa enggak bagus lurah mau tombok]?” ujar dia.

Ia menerangkan perbaikan itu menggunakan dana pribadinya sebab tak ada dalam anggaran desa. Ia merasa kasihan kepada warga perumahan. “Saya enggak menganggarkan [berapa dana perbaikan]. Yo sak rampunge [ya sebisanya],” tutur dia saat disinggung berapa biaya perbaikan gorong-gorong itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif