SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan SDN 1 Jurangjero yang telah hilang sebagian material bangunan. Material itu digunakan untuk pembangunan masjid desa setempat. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur pendidikan Sragen, material SDN Jurangjero I digunakan untuk mendirikan masjid.

Solopos.com, SRAGEN–SDN Jurangjero I yang terletak di Dusun Purwosari RT 004/RW 002 Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen dalam kondisi rusak berat. Sejumlah material bangunan sekolah milik Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen hilang dan sebagian dimanfaatkan warga untuk membangun Masjid Baitul Izzah di Dusun Candirejo RT 001/RW 001 Desa Jurangjero.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Atap bangunan, kusen pintu, kusen jendela SDN yang dibangun pada 1970-an itu tak ada. Bangunan paling barat juga runtuh tinggal puing-puing material batu bata dan besi. Hanya bangunan musala yang masih utuh namun kondisi atapnya mengkhawatirkan.

Kepala Desa Jurangjero, Prantiyono, saat ditemui wartawan, Selasa (3/11/2015), mengatakan sekolah itu tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar lebih dari lima tahun.

Informasinya, kegiatan belajar mengajar di sekolah itu digabung (regoruping) ke SD terdekat, yakni SDN Jurangjero II dan SDN Jurangjero III.

“Meja kursi dan beberapa kusen jendela memang hilang. Saya tidak tahu siapa yang mengambil. Kondisi bangunan mulai rapuh dan membahayakan anak-anak yang bermain di sekitarnya. Daripada bangunan itu rusak dan tidak berguna, warga meminta supaya material bangunan yang tersisa dimanfaatkan untuk membangun masjid di Dusun Candirejo RT 001/RW 001,” kata Prantiyono.

Dia mengetahui bangunan sekolah itu milik Disdik Sragen tetapi tanahnya merupakan kas Desa Jurangjero. Dia sudah meminta izin Camat Karangmalang dan UPTD Disdik Karangmalang untuk memanfaatkan material bangunan sekolah itu.
“Saya tidak tahu bila ada yang menjual material bangunan itu. Soal mekanisme penghapusan aset, saya juga tidak tahu. Saya sudah mencatat material yang tersisa dan digunakan masyarakat,” tuturnya.

Prantiyono menunjukkan lokasi sekolah dan lokasi masjid. Beberapa kayu dan besi bekas kuda-kuda bangunan sekolah masih tergeletak di kebun depan Masjid Baitul Izzah Candirejo.

Ketua RT 001/RW 001 Candirejo, ustaz Masjid Baitul Izzah, Shohibul Bayan, 31, dan mantan Kades Jurangjero Harto, 60, ikut menjelaskan persoalan itu.

Ustaz Shohibul Bayan mengakui material bangunan masjid lantai II menggunakan material bekas SDN Jurangjero I, seperti usuk, sebagian reng, dan genting.

Dia berencana menggunakan material SDN Jurangjero I lainnya untuk kepentingan pembangunan masjid karena bentuk bangunannya belum sempurna.

Mantan Kader Jurangjero, Harto, mengakui sudah menjual beberapa material bangunan SDN Jurangjero I senilai Rp2,5 juta. Uang itu diserahkan kepada Ketua RT 001/RW 001 untuk membeli material untuk pembangunan masjid.

“Uang itu tidak saya nikmati sendiri. Pak lurah [kades] pun tidak tahu. Kami memang yang mendesak supaya material itu dimanfaatkan untuk membangun masjid daripada tidak berguna dan justru bangunan sekolah itu dimanfaatkan remaja untuk bersenang-senang [pacaran],” tuturnya.

Sementara itu, Camat Karangmalang Bambang S.M., mengaku sudah mendapat laporan pemanfaatan bangunan SDN Jurangjero I. Dia menyayangkan banyaknya material sekolah yang hilang. Dia hanya berharap mestinya bangunan sekolah itu diselamatkan untuk kegiatan sosial atau aktivitas umum, seperti taman pendidikan Alquran dan seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya