SOLOPOS.COM - Desain flyover Manahan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, Pemkot akan melebarkan perlintasan Pasar Nongko.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana melebarkan perlintasan sebidang Pasar Nongko. Langkah ini guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas sebagai pengalihan arus selama proyek pembangunan flyover (jembatan layang) Manahan dikerjakan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Hari Prihatno mengatakan Pemkot memutuskan akan memaksimalkan Jl. R.M. Said dan perlintasan sebidang Pasar Nongko sebagai jalur utama pengalihan kendaraan selama flyover Manahan dibangun. “Perlintasan Pasar Nongko nanti dilebarkan. Detail teknisnya dilebarkan berapa meter masih dalam kajian,” kata Hari ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Selasa (23/5/2017). (Baca juga: Kemenhub Tolak Pembuatan Perlintasan Sebidang Saat Flyover Manahan Dibangun)

Pemkot juga menyusun ulang rekayasa lalu lintas, termasuk pengaturan arus kendaraannya. Selain itu pula rambu-rambu penunjuk arah akan diperjelas sehingga pengendara tidak bingung selama pembangunan flyover berlangsung.

Rekayasa ulang dilakukan Pemkot karena usulan rencana pembangunan perlintasan sebidang darurat selama flyover Manahan dibangun ditolak Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dengan demikian Pemkot membatalkan rencana pembangunan perlintasan sebidang darurat tersebut dan akan mengoptimalkan perlintasan sebidang Pasar Nongko sebagai pengalihan arus lalu lintas selama flyover dibangun.

“Kemenhub tidak mengizinkan pembangunan perlintasan darurat. Meski secara resmi surat jawaban Kemenhub atas izin perlintasan sebidang darurat yang kami ajukan, belum diterima,” katanya.

Kementerian beralasan jika keberadaan perlintasan sebidang darurat berpotensi melanggar regulasi. Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 36/2011 tentang Perpotongan atau Persinggungan Antara Jalur Kereta Api Dengan Bangunan Lain, jarak minimal antara dua perlintasan sebidang berdekatan dalam satu jalur kereta ditetapkan 800 meter.

Sementara perlintasan sebidang Manahan dan Pasar Nangka tidak sampai 800 meter. “Jadi alasan utamanya jarak antarperlintasan sebidang itu.”

Alasan lain, pembangunan perlintasan sebidang darurat dikhawatirkan menambah keruwetan lalu lintas di kawasan Manahan. Arus kendaraan dari Jl. K.S. Tubun bisa menumpuk di kawasan Manahan. Kondisi ini akan menimbulkan masalah baru saat flyover dibangun.

Sebelumnya, Pemkot mengusulkan pembangunan dua perlintasan sebidang darurat sebagai pengalihan arus lalu lintas selama pembangunan flyover Manahan. Rencananya perlintasan tersebut dibangun di Jl. Hasanudin kawasan Brengosan dan sebelah timur Hotel Agas.

Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Yulistianto mengatakan Pemkot tengah menyiapkan rekayasa lalu lintas di seputaran perlintasan sebidang Pasar Nongko. Rekayasa lalu lintas ini disiapkan guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas akibat pengalihan arus selama proyek flyover dikerjakan.

Dalam kondisi normal, perlintasan sebidang Pasar Nongko kondisinya padat. Kepadatan terjadi karena adanya penyempitan jalan memasuki perlintasan sebidang Pasar Nongko.

“Nah nanti perlintasan sebidang ini dilebarkan. Harapannya nanti tidak terjadi kemacetan di sana. Kondisi normal saja di sana macet, apalagi nanti ditambah kendaraan dari Manahan dialihkan lewat situ,” katanya.

Budi mengatakan pelebaran perlintasan sebidang Pasar Nongko akan menjadi bagian dari tanggung jawab Pemkot. Pemkot siap membiayai untuk pelebaran perlintasan sebidang tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya