SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo akan ditutup selama 10 hari dan lalu lintas dialihkan ke Palur atau Grogol. (Whisnu Paksa/JIBI/Solopos)

Ada empat ruas jalan di Kota Solo yang rawan macet saat Jembatan Mojo di Semanggi ditutup.

Solopos.com, SOLO — Penutupan Jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, mulai Jumat (27/10/2017), berpotensi menimbulkan kemacetan atau peningkatan kepadatan arus lalu lintas di empat ruas jalan di wilayah Solo bagian selatan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan prediksi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, keempat jalur tersebut adalah Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Sampangan, Jl. Veteran, dan Jl. Brigjen Sudiarto. Selain keempat jalur tersebut, jalur menuju Sukoharjo melalui pintu masuk Solo Baru juga diperkirakan menjadi lebih padat. (Baca: Ini Alasan Jembatan Mojo Harus Ditutup Total Selama Perbaikan)

Begitu pula dengan jalur dari arah Palur menuju Jl. Juanda yang merupakan jalur masuk Kota Solo. Pengguna jalan yang menggunakan Jembatan Palur sebagai jalur alternatif juga akan menambah kepadatan di rute tersebut.

Menurut Kabid Lalu Lintas Dishub Solo, Sri Baskoro, selama penutupan Jembatan Mojo, Dishub bakal terus memantau pergerakan lalu lintas di jalur-jalur alternatif menuju Mojolaban dan Grogol, Sukoharjo. Rambu-rambu pengalihan arus lalu lintas akan dipasang mulai dari perempatan Baturono, Pasar Kliwon. (Baca: Jembatan Mojo Semanggi Ditutup, Ikuti Panduan Pengalian Arus Lalu Lintas Ini)

Dari situ kendaraan yang menuju Sukoharjo bisa lurus mengambil arah Kusumodilagan kemudian masuk ke Jl. Brigjen Sudiarto atau belok kanan masuk Jl. Vetaran sampai perempatan Gading ambil arah selatan masuk Jl. Brigjen Sudiarto. “Dari Jl.Brigjen Sudiarto ke selatan sampai Jembatan Bacem, masuk Sukoharjo,” kata Baskoro saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (25/10/2017).

Menurut dia, masyarakat yang sering melakukan perjalanan Sukoharjo-Solo dan sebaliknya sudah sangat paham dengan jalur ini. “Lagi pula dulunya kan Jembatan Mojo tidak ada, adanya Jembatan Bacem itu. Jembatan Mojo baru dibangun 1990-an, jadi kalau Mojo ditutup tidak perlu bingung,” tutur dia.

Sementara itu, Jl. Sampangan, Semanggi, juga diperkirakan bakal menjadi lebih padat bahkan berpotensi macet karena pengendara terutama pengendara motor dari wilayah Semanggi yang ingin menghindari kemacetan di Jl. Kapten Mulyadi akan memilih Jl. Sampangan sebagai jalur alternatif. “Dari Sampangan ke utara itu nanti kan sampai Kedung Lumbu dan Sangkrah.”

Dishub sudah berkomunikasi dengan kontraktor pelaksana proyek perbaikan Jembatan Mojo terkait pengumuman bagi pengguna jalan terkait pengalihan arus. Pengumuman pengalihan itu harapannya tidak hanya dipasang di perempatan Baturono tetapi juga perempatan Gading.

“Ya, nanti yang buat pengumuman pengalihan arusnya dari kontraktor, kami akan siapkan personel pada hari H penutupan jalur,” tutur Baskoro.

Seperti diketahui, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo akan memperbaiki pelat lantai Jembatan Mojo dan penguatan baut di sepanjang jembatan mulai Jumat. Dua pekerjaan tersebut mengharuskan adanya penutupan Jembatan Mojo secara total.

Dinas PUPR akan menutup jembatan menuju Mojolaban, Sukoharjo, itu selama 10 hari hingga Minggu (5/11/2017). Sekretaris Dinas PUPR Kota Solo, Harjanta, menjelaskan proyek perbaikan Jembatan Mojo menelan anggaran Rp1,13 miliar. Jembatan tersebut sudah berusia sekitar 27 tahun dan perlu perbaikan total.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya