SOLOPOS.COM - Pekerja mengeruk tanah dengan alat bor untuk menancapkan tiang pancang pada proyek pembangunan jembatan Sabrang Lor di Mojosongo, Jebres, Solo, Kamis (6/8/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, DPRD menyoroti minimnya lampu penerangan di jembatan Sabrang Lor.

Solopos.com, SOLO–Komisi II DPRD menyoroti minimnya lampu penerangan di akses menuju Jembatan Sabrang Lor Jebres. Pemkot berencana mengajukan anggaran Rp200 juta untuk penambahan fasilitas lampu di APBD Perubahan (APBD-P) 2016. Di sisi lain, pembangunan tahap kedua Jembatan Sabrang Lor baru mencapai progress 5%.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan Solopos.com, Rabu (3/8/2016), jumlah lampu penerangan dari kawasan Solo Techno Park (STP) atau belakang Universitas Sebelas Maret (UNS) menuju jembatan dapat dihitung dengan jari. Kondisi ini mengurangi kenyamanan pengguna jalan untuk mengakses jembatan di malam hari.

Ketua Komisi II, Y.F. Sukasno, meminta Pemkot memikirkan infrastruktur penunjang seperti penerangan jalan umum (PJU) di samping pembangunan fisik jembatan. “Kabarnya DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) sudah mengajukan dana pemasangan lampu senilai Rp200 juta di APBD Perubahan. Kami dukung penganggaran tersebut,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela sidak jembatan.

Jembatan Sabrang Lor akan menghubungkan Kelurahan Jebres dan Kelurahan Mojosongo. Proyek tahap kedua jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar 14 meter ini menelan dana sekitar Rp4,9 miliar. Hingga awal Agustus, pembangunan yang menyasar struktur atas jembatan itu baru menyentuh 5%.

“Proyek baru dimulai pertengahan Juli dan ditarget selesai pertengahan Desember. Meski start pembangunan agak molor, kami optimistis pembangunan kelar sesuai tahun anggaran,” ujar Sukasno.

Sekretaris Komisi II, Supriyanto, kecewa dengan lambatnya progres pembangunan Jembatan Sabrang Lor. Menurut Supri, proyek mestinya dimulai awal triwulan kedua sehingga penyelesaian tidak mepet akhir tahun anggaran. Dia menyebut pembangunan yang baru dimulai triwulan ketiga tidak memberi celah evaluasi proyek di APBD-P.

Supriyanto menyayangkan lambatnya responsivitas birokrasi serta likuiditas keuangan dalam menyikapi proyek-proyek fisik. “Kalau dimulai triwulan kedua, proyek mestinya sudah progress 70%. Hla ini sudah Agustus baru 5% karena proyek baru dimulai.”

Dengan molornya pembangunan, Komisi II bakal mengawal ketat proyek jembatan agar selesai sesuai jadwal. Supri juga meminta pembangunan sarana tambahan seperti trotoar dilakukan sebelum pekerjaan utama jembatan.

“Kabarnya mau ada trotoar di samping atau bawah jembatan. Kami minta itu dikerjakan dulu untuk menghindari pembongkaran jembatan yang telanjur dibangun,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya