Soloraya
Selasa, 6 Juni 2017 - 16:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Bangun Jembatan Gantung Sewu-Mojolaban, Kementerian PUPR Siapkan Rp25 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran Rp25 miliar untuk membangun jembatan penghubung Sewu-Mojolaban.

Solopos.com, SOLO — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jembatan gantung di Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan kampung Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan PUPR Solo, Joko Supriyanto, mengatakan pembangunan jembatan gantung akan menggunakan dana APBN 2017 senilai Rp25 miliar. Jembatan dibangun tipe C dengan lebar 1,8 meter dan panjang 200 meter.

Menurut dia, jembatan gantung tersebut merupakan usulan dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Sukoharjo beberapa bulan lalu. Usulan tersebut masuk dalam empat paket kegiatan Kementerian PUPR yang akan dikerjakan tahun ini di wilayah Soloraya.

Keempat paket kegiatan, dua di antaranya dikerjakan di Kota Solo, meliputi flyover Manahan dan jembatan Tirtonadi. Sedangkan dua paket kegiatan lain adalah pembangunan jembatan gantung Gadingan-Beton serta paket pengerjaan jembatan Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.

Advertisement

“Kementerian PUPR sudah melakukan pengecekan. Kami tinggal menunggu pelaksanaan saja,” kata Joko ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Selasa (6/6/2017).

Berdasarkan informasi, empat paket pekerjaan itu akan dikerjakan bersama pada tahun anggaran ini. Rencananya pengerjaan proyek memakai sistem multiyears hingga 2018. Menurutnya, pembangunan jembatan gantung penghubung Mojolaban-Sewu dinilai penting untuk akses warga Sukoharjo ke Kota Solo.

Selama ini akses mereka menggunakan jembatan sesek (anyaman bambu) yang dibangun dari dana warga sendiri. Namun, jembatan tersebut berulang kali putus, terutama jika arus Sungai Bengawan Solo cukup tinggi.

Advertisement

Selain jembatan sesek, warga juga menggunakan perahu yang dioperasikan warga setempat. Perahu ini sebagai sarana transportasi warga melewati Sungai Bengawan Solo jika kondisi jembatan sesek putus. Biasanya, warga dan sebagian pelajar sampai antre menggunakan perahu tersebut.

Mereka rela menantang maut terutama saat arus aliran Sungai Bengawan Solo tinggi. “Nah menurut cerita saat itu Menteri Puan datang dan melihat ada pedagang karak sudah tua harus membawa karung karak memakai perahu. Terus munculkan usulan dibangun jembatan gantung itu,” katanya. (Baca juga:

Ihwal adanya lahan warga Solo bakal terdampak pembangunan jembatan gantung itu, Joko mengatakan ada beberapa yang terdampak. Namun, lahan tersebut kondisinya kini masuk proses pembebasan lahan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam program relokasi warga bantaran Sungai Bengawan Solo. “Jadi tidak ada masalah pembebasan lahannya,” katanya.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mendukung rencana pembangunan jembatan gantung penghubung Gadingan-Beton. Pembangunan jembatan tersebut mampu memberikan akses bagi warga setempat. “Itu kan memang yang diuntungkan Sukoharjo karena memudahkan akses warganya ke Solo,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif