SOLOPOS.COM - Desain flyover Manahan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, usulan flyover Manahan dibangun tiga lajur disetujui.

Solopos.com, SOLO — Jalan layang (flyover) Manahan disetujui akan dibuat tiga lajur pada ruas Jl. dr. Moewardi arah Manahan. Dua lajur ke arah selatan dan satu lajur ke utara.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Desain tersebut berubah dari rancangan awal yakni dua lajur. Perubahan itu untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas di jalur flyover. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (29/3/2017).

Budi menjelaskan perubahan desain itu mengakomodasi usulan Dinas Perhubungan (Dishub) Solo sesuai hasil kajian rekayasa lalu lintas. Merujuk basic design, jalan layang hanya dibangun dua lajur dari Jl. dr. Moewardi ke Jl. Adisucipto. Jalur tersebut disiapkan dua arah. Sedangkan jalur Jl. M.T. Haryono hanya satu lajur ke arah Jl. dr. Moewardi. “Setelah dikaji dan dilakukan simulasi, ternyata justru terjadi macet di atas [flyover],” kata Budi.

Menurutnya, terjadi crossing di flyover yang berbentuk huruf Y. Arus lalu lintas dari Jl. Adisucipto Manahan ke Jl. dr. Moewardi serta kendaraan dari Jl. M.T. Haryono ke Jl. dr. Moewardi diperkirakan akan menumpuk di jalur masuk flyover arah Jl. dr. Moewardi.

Dengan hasil kajian Dishub ini diusulkan agar dibuat tiga lajur khusus ruas flyover Jl. dr. Moewardi. Dua lajur ke selatan guna mengakomodasi kendaraan dari Jl. Adisucipto dan Jl. M.T. Haryono menuju selatan atau ke Kottabarat. Sedangkan satu lajur untuk arus kendaraan ke utara atau dari Kottabarat menuju Jl. Adisucipto.

Sedangkan letter Y ke arah Jl. Adisucipto tetap dibuat dua lajur serta Jl. M.T. Haryono satu lajur untuk arus kendaraan dari arah utara ke selatan atau SMP Negeri 1 ke Kottabarat. “Usulan ini sudah disetujui Pusjatan [Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan],” katanya.

Disinggung apakah perubahan desain berdampak pada lebar flyover dan lahan yang akan dibebaskan, Budi mengatakan pembebasan lahan tidak banyak. Lahan yang dibebaskan berada di timur jalan, di mana status lahannya kebanyakan merupakan tanah Pemkot. “Lahan private hanya Hotel Agas yang kena, sedangkan lainnya milik Pemkot,” katanya.

Ditanya soal anggaran, Budi mengatakan pembangunan fisik bangunan flyover sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat berapa pun kebutuhannya. Sedangkan Pemkot menyiapkan dana Rp30 miliar untuk sarana dan prasarana pendukung, seperti perbaikan drainase, aksesori jalan, dan lain sebagainya.

Sesuai rencana pelaksanaan pembangunan flyover membutuhkan waktu sembilan bulan hingga setahun. Kini, proses pembangunan flyover tinggal memasuki masa lelang dan menunggu hasil analisis dampak lalu lintas (andalalin).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Hari Prihatno mengatakan idealnya dibangun satu lajur untuk kendaraan dari selatan Jl. dr. Moewardi ke Jl. Adisucipto, serta dua lajur dari utara (Jl. Adisucipto dan Jl. M.T. Haryono) ke Jl. dr. Moewardi.

“Desain awalnya hanya dua jalur, di mana satu jalur untuk kendaraan dari arah utara ke selatan dan satu jalur lain untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Jika tidak diubah, kendaraan dari arah utara lebih ramai dibanding dari arah selatan,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya