Soloraya
Rabu, 1 Februari 2017 - 09:10 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Flyover Manahan Dibangun, Pengusaha Khawatir Merugi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fly over Jombor (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Infrastruktur Solo, para pengusaha di sekitar kawasan persimpangan sebidang Manahan khawatir merugi.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengusaha di Jl. Adisucipto dan Jl. M.T. Haryono di utara perlintasan rel kereta api Kelurahan Manahan, Banjarsari, Solo, khawatir merugi setelah jembatan layang (flyover) Manahan dibangun.

Advertisement

General Manajer Rown Division Store Solo, Arya Baskara, menyebut belum ada sama sekali sosialisasi tentang pembangunan flyover Manahan yang menyasar pengusaha di sekitar lokasi rencana pembangunan flyover tersebut. Dia menilai pelaku usaha di sekitar bundaran Patung Obor Manahan berhak memperoleh informasi yang jelas soal pembangunan flyover Manahan. (Baca juga: 10 Bangunan Terdampak Flyover Manahan)

“Kami juga butuh informasi soal pembangunan flyover. Sejauh apa kami akan terdampak? Butuh waktu berapa lama pembangunan? Kami harus pindah tempat atau bagaimana? Kami kecewa tidak pernah diberi tahu soal itu. Kalau saya bilang, pemerintah tidak memedulikan pengusaha sekarang,” kata Arya saat ditemui Solopos.com di Rown Division Solo, Selasa (31/1/2017).

Arya menilai gambar desain pembangunan flyover perlu ditunjukkan kepada warga dan pelaku usaha di wilayah terdampak. Dia mengatakan bukan tidak mungkin para pengusaha akan memilih pindah tempat apabila pembangunan flyover ternyata begitu berpengaruh terhadap usaha mereka.

Advertisement

Arya menyebut pengusaha butuh penjelasan soal arus lalu lintas di sekitar perlintasan rel kerata api Manahan setelah pembangunan flyover Manahan. “Efek pembangunan flyover seberapa besar? Kalau ternyata parah, seperti penutupan akses jalan di depan toko, kami kan bisa mengambil langlah lebih cepat untuk pindah tempat. Saya rasa pembangunan flyover itu pasti terasa. Penjualan bisa-bisa turun hingga 50% setelah arus lalu lintas berubah dengan adanya flyover. Penurunan omzet bahkan bisa lebih parah saat proses pembangunan flyover itu,” ujar Arya.

Arya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memerhatikan nasib para pengusaha di sekitar lokasi rencana pembangunan flyover Manahan. Dia mengakui kebanyakan pengusaha di Manahan hanya menyewa lahan milik warga.

Namun, lanjut Arya, kebanyakan pekerja merupakan warga asli Solo yang butuh pengakuan dari pemerintah. “Di Manahan sini banyak anak muda yang sedang membangun usaha. Kami tentu khawatir merugi. Kami menyewa tempat juga butuh modal. Saya sendiri punya rekan yang pernah merintis usaha di Palur. Setelah flyover dibangun, usahanya benar-benar mati. Tidak lagi banyak kendaraan yang melintas di sekitar tempat usahanya itu. Jadi pelanggan lebih memilih pergi ke tempat yang mudah dijangkau,” ujar Arya.

Advertisement

Pemilik Toko Bangunan (TB) Laksana, Sri Wahyuni, juga khawatir merugi karena terdampak pembangunan flyover Manahan. Dia berharap mendapat sosialisasi pasti dari pemerintah soal sejauh mana dampak pembangunan flyover terhadap para pelaku usaha di sekitar lokasi.

Sri meminta pemerintah memerhatikan nasib para pengusaha yang telah lama menempati lahan di sekitar perlintasan rel kereta api Manahan. “Saya ingin tahu sejauh mana dampak pembangunan flyover. Apa bangunan kami terpengaruh pembangunan? Semoga saja tidak sampai ada pembongkaran bangunan dan jalan tetap ramai,” tutur Sri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif