Soloraya
Jumat, 27 Oktober 2017 - 14:15 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Jembatan Mojo Ditutup, Pengendara Motor Padati Jembatan Sasak Beton-Gadingan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintasi jembatan dari anyaman bambu atau sasak yang menghubungkan Mojolaban, Sukoharjo, dengan Beton, Sewu, Jebres, Solo, Jumat (27/10/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Jembatan Mojo Solo ditutup 10 hari untuk perbaikan.

Solopos.com, SOLO — Jembatan sasak yang menghubungkan Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, padat pengendara sepeda motor pada Jumat (27/10/2017). Pengendara memilih jalur alternatif tersebut karena Jembatan Mojo ditutup sementara.

Advertisement

Mereka enggan memutar melewati Jembatan Jurug maupun Jembatan Bacem karena dinilai terlalu jauh. Para pengguna jembatan membayar Rp2.000 untuk sekali menyeberang Sungai Bengawan Solo.

Jembatan dari anyaman bambu itu dibangun dan dikelola oleh Bagong, 60, Mujiman, 74, dan beberapa orang lainnya termasuk keluarga Mujiman. Jembatan dibangun pada Senin (23/10/2017) pukul 20.30 WIB hingga Selasa (24/10/2017) pukul 04.30 WIB.

Pengelola menerapkan sistem buka-tutup jalan sehingga penyeberangan dilakukan bergantian. Jika pengendara dari Solo menyeberang,
pengendara yang ada di Sukoharjo harus menunggu dulu. Demikian sebaliknya.

Advertisement

Bagong mengatakan jembatan sasak itu dikerjakan 12 orang. “Pembuatan jembatan ini menghabiskan dana Rp5 juta. Sebenarnya kalau
dana mencukupi, saya mau buat dua jalur,” kata dia saat ditemui di lokasi, Jumat.

Ia mengakui, jembatan digunakan untuk mengakomodasi warga yang kesulitan menyeberang karena Jembatan Mojo ditutup sementara. Ia
berharap selama 10 hari ke depan jembatan itu banyak bermanfaat bagi warga sekaligus memberi hasil baginya.

Istri Mujiman, Yustina, mengatakan keramaian hari itu mulai berlangsung sejak pukul 02.00 WIB. Para pedagang arah Sukoharjo datang
ke Solo melalui akses jalan nonpermanen tersebut. “Jembatan paling ramai pukul 06.00 WIB-07.30 WIB. Tadi antrean di Beton ini mengular sampai tanggul,” kata dia.

Advertisement

Mereka menerapkan tarif Rp2.000 sebagai kompensasi jasa pembuatan jembatan. Tarif itu menurutnya relatif murah.

Salah seorang pengendara sepeda motor, Andi, 38, menilai jembatan itu sangat membantunya. Lelaki yang tinggal di Polokarto, Sukoharjo itu merasa keberatan kalau harus memutar melewati Jembatan Jurug. “Ini membantu warga beraktivitas. Kalau muter, terlalu jauh,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif