SOLOPOS.COM - Ilustrasi simpang susun berupa jembatan layang atau fly over. (JIBI/Semarangpoa.com/Dok)

Infrastruktur Solo, kebutuhan anggaran untuk pembangunan flyover Manahan jadi Rp52 miliar.

Solopos.com, SOLO — Kebutuhan anggaran pembangunan flyover (jalan layang) di perlintasan kereta api (KA) Manahan, Solo, membengkak jadi Rp52 miliar dari rencana awal Rp30 miliar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal ini seiring perubahan desain flyover yang dibangun guna mengurai kepadatan lalu lintas di persimpangan sebidang tersebut. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pemerintah pusat kini tengah menyusun review detail engineering design (DED). Batas flyover menjadi pertimbangan menyesuaikan manajemen rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut.

Dua opsi ditawarkan dalam rencana pembangunan flyover Manahan. Opsi pertama, flyover dibangun dari patung Manahan dan berakhir di persimpangan Jl. Yosodipuro. Sedangkan opsi lain, flyover dibangun dari patung Manahan dan berakhir hingga ke Masjid Kota Barat.

“Dari dua opsi, kami memilih flyover berakhir di persimpangan Jl. Yosodipuro,” kata Rudy sapaan akrab Wali Kota ketika berbincang dengan wartawan di rumah dinas Loji Gandrung, Minggu (8/1).

Persimpangan Jl. Yosodipuro dipilih menjadi batas flyover Manahan, salah satu pertimbangannya pembangunan konstruksi tidak terlalu panjang. Pertimbangan lain, akses lalu lintas bagi kendaraan dari arah Jl. Yosodipuro tetap leluasa akan melewati flyover.

Begitu pula sebaliknya kendaraan dari arah utara bisa leluasa berbelok ke Jl. Yosodipuro ataupun Jl. dr Moewardi. Jika flyover dibatasi hingga depan Masjid Kota Barat, akses kendaraan dari arah utara ke Jl. Yosodipuro atau sebaliknya akan kesulitan karena terhalang konstruksi jalan layang.

“Sekarang kami masih menunggu hasil review DED. Kalau sudah selesai, segera kami sosialisasikan ke masyarakat,” kata Rudy.

Selain menunggu review DED, Pemkot juga masih menyusun kajian rekayasa lalu lintas. Hasil kajian rekayasa lalu lintas ini nanti juga disosialisasikan kepada masyarakat.

Satu hal yang pasti, konsep pembangunan flyover di bagian utara akan membentuk letter Y, dari arah Kota Barat ke Jl. M.T Haryono dan Jl. Adisucipto. Selain itu dibangun tiga terowongan, yakni terowongan jalur kereta api, terowongan Jl. Hasanuddin, dan Jl. Samratulangi.

Terowongan dibangun sebagai akses jalan agar bisa tetap dilalui kendaraan di bawah flyover. “Dengan desain seperti itu, anggaran yang dibutuhkan menjadi Rp52 miliar. Rencana awal Rp30 miliar,” terangnya.

Anggaran pembangunan flyover tersebut nanti sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat. Kepastian ini diperoleh Pemkot setelah bertemu pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) belum lama ini di Jakarta.

Secara otomatis, anggaran pembangunan flyover Manahan yang dialokasikan dalam APBD Kota Solo 2017 senilai Rp30 miliar tidak terpakai.  Anggaran tersebut akan dialihkan untuk kegiatan lain pada APBD Perubahan tahun ini.

“Kalau menggunakan dana APBD dan APBN, ke depan akan sulit mempertanggungjawabkan penggunaan anggarannya. Jadi lebih baik menggunakan anggaran dari pusat saja,” dalih Rudy.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU dan PR) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan sesuai  rencana pembangunan flyover Manahan dibangun setahun jadi. Proses lelang segera dikerjakan setelah penyusunan DED rampung. “Kalau DED selesai, kami langsung lelang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya