SOLOPOS.COM - Petugas Terpaksa Gantikan Palang Pintu Kereta Api Purwosari yang Disambar Bus

Infrastruktur Solo, Pemprov Jateng mulai memetakan masalah nonteknis flyover Purwosari.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memetakan persoalan nonteknis terkait rencana pembangunan flyover atau jalan layang di perlintasan kereta api (KA) Purwosari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Beberapa persoalan seperti drainase, pengaturan lalu lintas, hingga pedagang kaki lima (PKL) mengemuka dalam sosialisasi kepada warga di empat kelurahan terdampak flyover Purwosari, Senin (5/12/2016) lalu. Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Provinsi Jawa Tengah (Jateng), A.R. Hanung Triyono, mengatakan sosialisasi dilakukan kepada warga di empat kelurahan yaitu Sondakan, Purwosari, Pajang, dan Kerten. Baca juga: 4 Kelurahan Ini akan Terdampak Flyover Purwosari.

Dalam sosialisasi tersebut mengemuka beberapa persoalan nonteknis seiring rencana pembangunan flyover. “Masukan dari warga yang kami tampung antara lain masalah drainase, pengaturan lalu lintas, dan PKL,” kata dia berbincang dengan wartawan Balai Kota, Kamis (8/12/2016).

Dalam sosialisasi itu, warga meminta saluran drainase besar yang melintang di tengah Jl. Slamet Riyadi, tepatnya di kawasan Purwosari, tidak terdampak pembangunan flyover. Warga khawatir jika sistem drainase tak berjalan optimal bakal menyebabkan banjir di kawasan tersebut.

Begitu pula dengan persoalan pengaturan lalu lintas di sana, warga meminta pemerintah menyusun analisis dampak lalu lintas (andalalin) sebelum merealisasikan pembangunan flyover. Sedangkan untuk persoalan PKL, warga meminta ada solusi bagi mereka selama pelaksanaan pembangunan flyover.

Ketiga persoalan itu segera dipetakan Pemprov dan akan menjadi bahan masukan dalam penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL). Dokumen lingkungan tersebut ditargetkan selesai tahun ini.

“Selanjutnya pemerintah pusat akan menyusun DED [detail engineering design] flyover Purwosari di tahun depan,” kata dia.

Ihwal andalalin, Hanung mengatakan akan disusun tim Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo. Andalalin ini akan mengatur secara teknis lalu lintas di kawasan flyover.

Andalalin dan DED tersebut akan disosialisasikan kepada warga di empat kelurahan, meliputi Sondakan, Purwosari, Pajang, dan Kerten. Sosialisasi dirasa penting untuk menjaring masukan warga terdampak dalam rencana pembangunan flyover Purwosari.

Hal ini sekaligus mengantisipasi permasalahan teknis maupun nonteknis dalam pembangunan flyover. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo Yosca Herman Soedrajat mengatakan jumlah kendaraan di Kota Solo mengalami peningkatan hingga 20% dari tahun ke tahun.

Akibatnya terjadi kepadatan lalu lintas di sejumlah lokasi. Salah satu lokasi kepadatan lalu lintas itu adalah persimpangan sebidang atau perlintasan kereta api.

“Upaya efektif mengurai kemacetan lalu lintas dengan membangun underpass. Rencana itu sudah kami gagas sejak 2011 lalu, termasuk menyusun andalalin,” kata dia.

Perubahan rencana dari underpass menjadi flyover otomatis berdampak pada penyusunan andalalin yang telah dibuat. Herman mengatakan Dishubkominfo akan menyusun ulang andalalin sesuai rencana pembangunan flyover Purwosari.

“Tahun depan akan kami buat andalalin untuk flyover Purwosari dan Manahan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya