SOLOPOS.COM - Para warga di Dukuh/Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, menguruk lubang di jalan poros kecamatan dari Tanon, Mondokan, dan Sukodono, Minggu (24/12/2017) siang. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Lebih dari 10 tahun jalan poros kecamatan Tanon-Sukodono, Sragen, tak diperbaiki.

Solopos.com, SRAGEN — Jalan poros penghubung Kecamatan Tanon, Mondokan, dan Kecamatan Sukodono rusak parah. Jalan yang sebelumnya beraspal itu berubah menjadi jalan berbatu bercampur tanah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga sekitar mengatakan jalan tersebut kali terakhir diperbaiki pada masa pemerintahan Bupati Untung Wiyono periode pertama. Seorang warga Dukuh/Desa Juwok RT 014, Sukodono, Sragen, Sugiyarto, 45, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (24/12/2017), mengatakan jalan milik Pemkab Sragen itu dibangun kali pertama pada masa pemerintahan Bupati R. Bawono.

Jalan beraspal itu, kata dia, pernah direhabilitasi pada pemerintahan Bupati Untung Wiyono tetapi tidak berumur panjang. “Sejak itu tidak ada perbaikan jalan lagi hingga pemerintahan sekarang. Kami tidak tahu kenapa jalan ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten. Selama ini warga memilih jalan swadaya masyarakat yang lebih baik daripada jalan Pemkab,” ujar Sugiyarto. (Baca: Baru Kelar Dibangun, Talut Jalan Mondokan-Kacangan Ambrol)

Dia menyampaikan warga memilih memutar lewat Dukuh Mayah bila mau ke Sukodono. Dia mengatakan jaraknya memang lebih jauh sampai 3 km. Dia mengungkapkan jalan ini kalau ditelusuri tembus di Trombol, Mondokan, hingga Tanon.

Di wilayah Trombol itu, kata dia, ada jembatan yang ambrol dan sekarang dibuatkan jembatan sesek oleh warga. “Jembatan itu pun sampai sekarang juga belum mendapat perhatian dari Pemkab Sragen,” ujarnya.

Warga Juwok lainnya, Yatno, 43, menambahkan sungai kecil di wilayah Juwok saat musim penghujan sering meluap dan air luapannya memenuhi jalan poros kecamatan itu. Dia menyampaikan akibatnya jalan menjadi berlumpur.

Dia mendesak Pemkab Sragen segera memperbaiki jalan itu. “Ya, beberapa waktu lalu memang ada warga yang memasang spanduk yang intinya meminta Pemkab untuk memperhatikan jalan poros kecamatan itu. Spanduknya sekarang ada atau tidak, saya tidak mengetahui persis,” imbuhnya. (Baca: Pemkab Sragen Perbaiki Jalan dan Jembatan yang Rusak dengan Utang Rp200 Miliar)

Yatno menghendaki supaya jalur poros kecamatan itu dicor bertulang supaya bisa tahan lama. Tetapi kalau hanya cor biasa, Yatno memilih supaya jalannya diaspal saja.

Yatno bersama warga lainnya spontanitas menutup lubang jalan yang menganga di depan rumahnya. Penutupan lubang itu sebagai bentuk protes kepada Pemkab Sragen.

Buruknya infrastruktur jalan tersebut sudah sampai ke telinga Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Di beberapa kesempatan kasus jalan rusak tersebut disampaikan dalam forum resmi. Bupati berkomitmen jalan tersebut diperbaiki pada 2018 bersama puluhan paket jalan lainnya menggunakan dana utang senilai Rp200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya