Infrastruktur Sukoharjo, Pemkab sudah melelang proyek pembangunan Jembatan Lengking di Kecamatan Bulu.
Solopos.com, SUKOHARJO — Proyek pembangunan Jembatan Lengking di wilayah Kecamatan Bulu dikerjakan pada akhir Juli. Anggaran yang dikucurkan untuk membiayai pembangunan jembatan penghubung Desa Lengking, Kecamatan Bulu dengan Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, itu senilai Rp14,7 miliar.
Pantauan Solopos.com di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Sukoharjo, Jumat (23/6/2017), proses lelang pembangunan Jembatan Lengking dalam tahap evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi. Proses lelang membutuhkan waktu selama 40 hari.
Pengerjaan proyek pembangunan jembatan diperkirakan dimulai pada akhir Juli. Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sukoharjo, Jumadi, mengatakan proses lelang pembangunan jembatan dimulai pada pertengahan Juni.
Pengerjaan proyek pembangunan jembatan diperkirakan dimulai pada akhir Juli. Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sukoharjo, Jumadi, mengatakan proses lelang pembangunan jembatan dimulai pada pertengahan Juni.
Pemenang lelang bakal diumumkan pada pertengahan Juli. Selanjutnya, pemenang lelang bakal menandatangani kontrak kerja sama dengan pejabat pembuat komitmen (PPK). “Surat perintah mulai kerja [SPMK] proyek pembangunan Jembatan Lengking bakal diterbitkan pada akhir Juli. Sekarang masih dalam tahap proses lelang,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.
Pembangunan Jembatan Lengking merupakan proyek satu tahun anggaran. Artinya, pengerjaan proyek pembangunan jembatan ditenggat rampung pada akhir Desember.
Jembatan Lengking saat ini berupa jembatan bambu sepanjang sekitar 200 meter. Mayoritas warga yang melewati jembatan bambu itu adalah para pengguna sepeda motor.
“Pembangunan Jembatan Lengking cukup mendesak atau urgent. Tahun lalu, ada warga yang terpeleset dan jatuh ke sungai saat menyeberangi jembatan bambu,” papar dia.
Jumadi menjelaskan warga harus mengantre saat melewati jembatan bambu tersebut. Hal ini dikarenakan jembatan hanya kuat menahan beban satu sepeda motor.
Padahal, jumlah warga yang melewati jembatan bambu itu ratusan orang. Apabila melewati jembatan bambu itu dapat memangkas jarak tempuh sekitar tujuh kilometer.
Sementara itu, seorang warga Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Sutrisno, mengatakan jembatan bambu itu menjadi akses penghubung utama antarkecamatan di wilayah Sukoharjo bagian selatan.
Saat musim kemarau, warga yang hendak menyeberang sungai melewati jembatan bambu. Sementara saat musim penghujan, warga harus menggunakan perahu untuk menyeberangi sungai.
Sebenarnya, pembangunan jembatan permanen sempat direncanakan pada 2007. Namun, rencana pembangunan jembatan secara permanen gagal lantaran ada beberapa kendala teknis.
“Jembatan bambu bisa dilewati warga hanya saat musim kemarau. Warga tak berani melewati jembatan bambu saat turun hujan karena kondisinya sangat licin,” ujar dia.