Soloraya
Rabu, 10 Mei 2023 - 20:08 WIB

Ingenuity Studios Indonesia Gandeng Lulusan SMK Garap Project Film Hollywood

Dhima Wahyu Sejati  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perusahaan yang bergerak di bidang visual efek, Ingenuity Studios Indonesia mengunjungi Griya Solopos, Rabu (10/5/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Perusahaan yang bergerak di bidang produksi Visual Effect (VFX), Ingenuity Studios Indonesia menggandeng anak SMK untuk menggarap project visual efek dari industri film Amerika, Hollywood.

Ingenuity Studios sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi Visual Effect (VFX) untuk film layar lebar, serial televisi, music video ataupun iklan komersial. Perusahaan yang berbasis di Amerika itu, belum lama ini melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.

Advertisement

Maka muncullah Ingenuity Studios Indonesia yang punya ambisi membawa anak-anak dalam negeri merasakan pengalaman bekerja di industri film Hollywood. Tentu capaian akhirnya, membawa pengalaman itu kembali ke Indonesia. 

Ingenuity Studios Indonesia sendiri memang dipercaya untuk menggarap visual efek film-film Hollywood. Film produksi Netflix dan Marvel pernah digarap oleh mereka. Menariknya, tangan yang mengerjakan visual efek itu sebagian besar anak-anak Indonesia lulusan SMK yang masih berumur 20-an tahun.

Namun, anak SMK yang digandeng terlebih dahulu dibekali dan diajari kemampuan terkait visual efek melalui training selama dua tahun. Semua fasilitas disediakan oleh pihak Ingenuity Studios. Tidak hanya komputer yang serba canggih, sampai fasilitas makan juga dipenuhi.

Advertisement

CEO Ingenuity Studios Indonesia, Wibisana Wibawa, sengaja menggandeng anak-anak SMK karena berbagai alasan. Terutama visinya memang ingin membekali para lulusan SMK itu, termasuk anak-anak muda, untuk belajar visual efek dengan standar Hollywood dari nol.

“Sebenarnya kita cari minimum pendidikan SMK, jadi dia fresh graduate dan dia memang memiliki minat dan bakat ada, kita tes macam-macam termasuk psikotes,” ujar Wibi, sapaanya, ketika mengunjungi Griya Solopos, Rabu (10/5/2023).

Wibi menyebut dari tes tersebut pihaknya ingin melihat ketahanan dalam menghadapi dunia kerja sampai attitude. Setelah berhasil melewati tes tersebut, akan langsung diberikan uang saku dan akomodasi lain untuk datang ke kantor Jakarta.

Setelah lolos tes, anak-anak muda berbakat itu harus terlebih dahulu melewati training yang panjang. Wibi bercerita mereka harus menjalani training dari pagi pukul 08.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. 

Advertisement

“Makanya selama [training] di kantor kita berikan makan pagi, siang, sore, dan malam. Kita sediakan makan karena memang panjang dan berat. Jadi mereka benar-benar dididik untuk bisa menjadi artis [seniman visual efek berstandar] Hollywood,” lanjut dia. 

Perusahaan yang berkantor di BSD City, Tangerang Selatan itu, tidak hanya mengajarkan terkait teknis visual, namun juga attitude bekerja standar Hollywood juga diajarkan pada masa training itu. Bahkan cara duduk sampai cara makan pun diajarkan.

“Karena kan tujuannya anak itu kelak juga akan menjadi leader project, jadi wibawanya sebagai pemimpin bagi orang-orang dari negara lain juga harus terbentuk,” kata dia.

Wibi mengatakan ketika sudah lulus masa training yang berat, anak-anak muda itu akan diangkat menjadi artis dan digaji di atas rata-rata lulusan baru. Jika biasanya di Jakarta, lulusan baru rata-rata digaji Rp5 Juta per bulan, Ingenuity Studios Indonesia memberikan Rp7,5 juta. 

Advertisement

“Namun kita tekankan, kalau lulus training harus dua tahun bekerja untuk Ingenuity Studios Indonesia. Setelah dua tahun bebas ke mana aja. Dengan pengalaman dan kemampuan yang sudah diajarkan, ibarat dia sudah punya tiket masuk ke Industri Hollywood. Jadi bebas mau lanjut kerja boleh, atau mau bikin [projek] di daerahnya juga boleh” kata dia

Saat ini, total ada 140 orang yang berkantor di Ingenuity Studios Indonesia. Komposisinya yang sudah menjadi artis sekitar 70 orang dan 50 orang masih dalam masa training. Wibi menyebut akan terus melanjutkan dan membuka training setiap bulan.

COO Ingenuity Studios Indonesia, Dana Riza, membocorkan klasifikasi yang bisa mendaftar training. Dia menyebut secara teknik, cukup menguasai basic desain dan memahi cara menggunakan software seperti Photoshop atau Adobe Premiere. “Setidaknya harus juga mengerti bagaimana menempel gambar, ada logika-logika kamera juga yang sudah dipahami,” lanjut dia.

Dia mengaku setelah berkeliling di beberapa kota di Indonesia, Dana menyadari Indonesia tidak kekurangan orang-orang berbakat, terutama di bidang visual efek. Yang kurang, menurutnya adalah kesempatan dan ruang belajar

Advertisement

“Sekarang ini anak-anak muda butuh banget dikasih ruang, mereka butuh difasilitasi, makanya kita cari keliling Indonesia,” kata dia.

Menurutnya dengan hadirnya Ingenuity Studios Indonesia bisa menjadi peluang besar bagi anak muda Indonesia untuk berkontribusi di industri film internasional seperti Hollywood.

Dia berharap dengan banyaknya anak muda ke sana, ekosistem perfilman Indonesia bisa berproses seperti Bollywood dan Drama Korea (Drakor). “Industri film kita sekarang seperti India 20 tahun lalu,” kata dia. Maka Dana cukup berambisi untuk menyiapkan kualitas artis visual efek terbaik dari Indonesia. 

Pihaknya sudah berkeliling ke sekolah-sekolah dari berbagai daerah seperti Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Tangerang, Solo, Jogja, Bandung, Surabaya, Malang, Jawa sampai Makassar.

Dia menyebut hanya Indonesia bagian timur yang belum sempat tersentuh. “Kami roadshow ke sekolah-sekolah kita mau menjelaskan bahwa kita engga nyari banyak kok, kita mencari kualitas, karena itu yang kita janjikan ke Hollywood,” kata dia.

Pihaknya tidak hanya berfokus pada masalah lapangan pekerjaan saja, tapi yang lebih didahulukan adalah melakukan developing pada manusianya sampai siap untuk bekerja. Pintu industri kreatif film internasional yang berhasil dibuka lewat Ingenuity Studios Indonesia itu ditujukan tidak hanya untuk Jakarta, namun Indonesia.

Advertisement

“Kita ingin banget, ini berlanjut bukanya hanya di Jawa dan Jakarta, tapi merekrut anak-anak muda dari seluruh Indonesia. Selama ini kan kalau ada kemajuan selalu [terpusat] di Jawa, sedangkan ini kan industri kreatif, kita ingin se-Indonesia merasakan ini,” lanjut dia.

Dia yakin dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk merasakan ekosistem film internasional, akan berdampak ke prospek perfilman Indonesia. Ini berkaca dari industri kreatif, terutama film, India dan Korea yang lebih dulu maju ke pasar internasional. “Untuk mencapai itu kita butuh proses,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif