SOLOPOS.COM - Bagian dalam Dalem Djojokusuman Gajahan Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Jalan-jalan di Kota Solo tak lengkap bila tidak menikmati khazanah sejarah dan budayanya. Dengan slogan Solo The Spirit of Java, Solo punya beberapa tawaran wisata historis yang layak dikunjungi. Di antaranya Museum Radya Pustaka, Museum Keris Nusantara, hingga Dalem Djojokusuman.

Museum Radya Pustaka

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Museum Radya Pustaka didirikan 28 Oktober 1890 (Selasa Kliwon 15 Maulud tahun Ehe 1820) di era Sinuhun Pakubuwono IX. Mulanya berdiri dengan nama Paheman Radya Pustaka.

Pada 28 Oktober 2023, Museum Radya Pustaka berusia 133 tahun dan menjadi museum dan satu lembaga ilmu pengetahuan dan kebudayaan tertua di Indonesia.

Museum Radya Pustaka
Pengunjung mengamati koleksi Museum Radya Pustaka. (Istimewa)

Sebab satu-satunya lembaga ilmu pengetahuan yang lebih tua dari Paheman Radya Pustaka di Indonesia adalah Bataviaasch Genootschap atau serupa Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia yang didirikan Belanda pada 1778. 

Ribuan koleksi dari berbagai jenis peninggalan sejarah itu kini tersimpan rapi dan siap menyambut pengunjung. Di antaranya koleksi meriam, ruang pertama untuk koleksi topeng, keramik, tongkat, senjata, tombak, keris, manuskrip, naskah, arsip, wayang purwa, wayang gedog, wayang madya, wayang klithik.

Kemudian, wayang suket, wayang beber, wayang dari luar negeri, seperangkat gamelan, canthik rajamala, juga satu ruang yang menampilkan kursi dan meja yang dipakai pada momen penting Pakubuwono.

Ada juga miniatur bangunan sejarah, uang, busana Jawa, gambar pawukon Jawa, majalah Jawa, literatur Belanda, buku, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan Museum Radya Pustaka.

Tenaga teknis kurator Museum Radya Pustaka, Bangkit Supriyadi, mengungkapkan pengunjung bisa memanfaatkan layanan konsultasi weton atau pawukon Jawa. Mereka bisa mengetahui seperti apa karakteristik watak, hari baik, hari nahas berdasarkan tanggal lahir. 

“Bisa juga berkonsultasi tentang hari pernikahan, membangun rumah, membuka usaha, atau kecocokan dengan pasangan. Ini mulai banyak anak muda datang berkonsultasi,” kata Bangkit saat berbincang dengan Solopos.com di museum, Juni 2023.

Museum Keris Nusantara

Tak jauh dari situ, berdiri Museum Keris Nusantara yang berlokasi di Jl. Bhayangkara Solo, atau selatan Stadion Sriwedari. Museum ini dibangun pada 2013 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Agustus 2017

Terdiri atas empat lantai dengan nama ruangan yang unik. Di lantai wedharing wacana (lantai I) ada tempat loket, ruang informasi, kantor, dan ruang audio, loker penitipan barang. Lantai purwaning wacana (lantai 2), ada ruang pamer, ruang bermain anak, ruang restorasi keris, dan perpustakaan.

Lantai cipta adiluhung (lantai 3), terdiri atas ruang diorama dan lantai esthining lampah (lantai 4) terdiri dari  ruang kreativitas dan penyimpanan sehingga pengunjung bisa menikmati keris sebagai saksi sejarah bangsa di masa lampau.

Museum keris nusantara
Salah satu sudut Museum Keris Nusantara. (Istimewa)

Kepala UPT Museum Solo, Bonita Rintyowati mengatakan museum tersebut tidak hanya menampilkan keris sebagai senjata dan produk seni Jawa. Dengan mengusung nama Nusantara, maka museum ini juga menampilkan berbagai koleksi senjata dari penjuru Tanah Air. 

“Ini menjadi sisi unik, menampilkan senjata Nusantara dan menjadi satu-satunya museum keris yang dikelola pemerintah,” kata Bonita saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/8/2023).

Dalem Djojokusuman

Cagar budaya Dalem Djojokusuman berlokasi di Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Solo menjadi satu destinasi wisata budaya dan sejarah baru di Kota Solo. Pemkot Solo tengah mengembangkan fungsi objek cagar budaya ini menjadi rumah kebudayaan.

Nantinya Dalem Djojokusuman menjadi ruang pengembangan seni, sejarah, sastra, dan kebudayaan Jawa.

Dalem Djojokusuman Gajahan
Bagian pendapa Dalem Djojokusuman Gajahan. (Istimewa)

Arsitektur bangunannya cukup khas. Ketika berkunjung ke sana, pengunjung akan disambut dengan regol gerbang depan ala gaya keraton sebab bangunan ini merupakan dalem kepangeranan.

Ada juga pendapa, taman, kolam, ruang singgah yang difungsikan sebagai tempat singgah untuk tamu yang datang. Areanya sangat representatif. Dilengkapi pepohonan besar dan taman, serta bangunan pendapa yang terbuka membuat hawa di kawasan Dalem Djojokusuman begitu segar.

Berbagai kegiatan besar di Kota Solo telah digelar di sana. Seperti Semarak Budaya Indonesia, Semarak Jenang Sala, Solo International Art Camp, Festival Kecil Literasi Patjar Merah, Pentas Seni Tari Ndalem Djojokoesoeman, dan Panggung Kahanan ‘Tribute to Didi Kempot’.

“Harapannya komitmen menjadikan rumah kebudayaan mampu memberikan ruang yang betul-betul membawa spirit of Java,” pungkas Bonita.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya