Soloraya
Rabu, 7 Desember 2022 - 13:34 WIB

Ingin Putus Mata Rantai Penebas, Desa Demakijo Klaten Bangun Lumbung Pangan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lumbung pangan masyarakat desa (LPMDes) Demakijo, Kecamatan Karangnongko diresmikan, Rabu (7/12/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENLumbung pangan masyarakat desa (LPMDes) di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko rampung dibangun. Selain untuk menyimpan cadangan pangan, keberadaan lumbung pangan itu digadang-gadang bisa memutus mata rantai penebas.

Lumbung pangan desa itu dibangun menggunakan kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2022 senilai Rp1 miliar. Dana itu digunakan membangun gedung lumbung, lantai jemur, rumah rice milling unit (RMU) dan bed dryer, serta RMU dan bed dryer.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Demakijo, Ery Karyatno, mengatakan tujuan pendirian LPMDes itu sesuai visi desa, yakni menjadi desa mandiri pangan. Sebanyak 80 persen warga Demakijo memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jujur Makmur, lumbung pangan itu diharapkan bisa memutus mata rantai penebas.

Advertisement

Dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jujur Makmur, lumbung pangan itu diharapkan bisa memutus mata rantai penebas.

“Sudah kami sosialisasikan ke petani. Silakan, saat panen dijual ke lumbung dan akan dibeli Gapoktan dengan sistem kiloan dengan harga sesuai HET [harga eceran tertinggi] pemerintah. Dari lumbung ini harapan kami semua kebutuhan pangan, khususnya beras bisa ditangani oleh Gapoktan,” kata Ery saat ditemui seusai peresmian LPMDes Demakijo, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga: Potret Sukses Petani Muda, Kombinasi Ide dan Teknologi Jadi Kunci

Advertisement

Saat musim tanam kedua dan ketiga, harga panen bisa mahal, senilai Rp6 juta-Rp7 juta per patok atau luasan lahan 2.200 meter persegi. Sementara, saat musim tanam pertama harga panen hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta per patok.

Hasil panen gabah per patok tergantung musim tanam. Namun, rata-rata per patok sawah di Demakijo bisa menghasilkan 4 ton hingga 5 ton gabah.

Selain memutus mata rantai penebas, keberadaan LPMDes juga dimaksudkan sebagai tempat menyimpan stok pangan di Demakijo. Sesuai standar operasional prosedur, lumbung pangan menyimpan 20 ton gabah sebagai cadangan pangan.

Advertisement

Baca Juga: Keren! Drone Pertanian Turut Ditampilkan di KTNA Agro Expo Klaten

Disinggung kapasitas mesin di lumbung pangan, Ery menjelaskan kapasitas bed dryer atau alat untuk mengeringkan gabah mampu menampung 3,5 ton gabah sekali pengeringan. Sedangkan kapasitas gudang bisa menyimpan gabah hingga 100 ton.

RMU atau mesin penggilingan memiliki kemampuan mampu memproses 1 ton gabah menjadi padi per 30 menit.

Advertisement

Ery menjelaskan keberadaan lumbung pangan itu melengkapi fasilitas yang disediakan Gapoktan. Selain memiliki fasilitas pengolahan pascapanen, Gapoktan memiliki peralatan untuk mendukung petani Demakijo ketika tanam.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan di Klaten ada 32 lumbung pangan desa yang sudah dibangun. Selain menyimpan cadangan pangan, lumbung pangan diharapkan bisa difungsikan mendukung kegiatan ekonomi, salah satunya mengelola hasil panen petani.

Baca Juga: Pertama di Indonesia! Pemkab Klaten Peroleh Hak PVT Varietas Rajalele

“Jadi, selain cadangan pangan masyarakat, bisa difungsikan kegiatan ekonomi. Kalau bisa dikelola seperti corporate yang bisa mengembangkan ekonomi masyarakat,” kata Widiyanti.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan terdapat tiga LPMDes yang dibangun di Kabupaten Bersinar tahun ini menggunakan DAK aspirasi Ketua DPR, Puan Maharani. Ketiga lumbung pangan itu yakni di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko; Desa Joho, Kecamatan Prambanan; dan Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring.

Keberadaan lumbung pangan itu ditujukan mendukung ketahanan pangan. Apalagi, Presiden, Joko Widodo, beberapa kali mengingatkan terkait ancaman resesi dan krisis pangan pada 2023.

“Jangan sampai Klaten kekurangan beras. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh kelompok tani memanfaatkan lumbung pangan,” kata Mulyani.

Baca Juga: Petani Milenial Klaten Gulirkan Program 1 Kecamatan 1 Pabrik Pupuk

Mulyani menjelaskan Klaten selalu menjadi lumbung pangan provinsi maupun nasional. Mulyani menjelaskan ketersediaan pangan di Klaten November 2022 hingga Januari 2023 mencapai 62.456 ton beras. Sementara, kebutuhan beras di Klaten 28.179 ton beras.

Dari jumlah itu, Klaten masih surplus 34.277 ton beras. Sementara, harga beras di Klaten untuk beras medium Rp10.200 per kg dan beras premium Rp11.000 per kg.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif