SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO — Dua wakil rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ikut meramaikan bursa pemilihan rektor (pilrek) UNS periode 2019-2023. Mereka adalah Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Sutarno dan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof. Widodo Muktiyo.
Selain itu ada Direktur Pascasarjana UNS Prof. Furqon Hidayatullah dan guru besar Fakultas Teknik UNS, Prof. Moh. Nizam juga ikut mendaftar pilrek UNS. Ketua Panitia Pilrek UNS, Sahid Teguh, mengatakan Sutarno, Widodo Muktiyo, Furqon Hidayatullah, dan Moh. Nizam telah menyerahkan berkas pendaftaran sebagai calon rektor.
“Tadi [Kamis, 27/12/2018] Sutarno mendaftar sekitar pukul 10.10 WIB, Widodo Muktiyo mendaftar sekitar pukul 12.00 WIB, Furqon Hidayatullah pada pukul 13.30 WIB, dan Moh. Nizam pada pukul 14.30 WIB.” katanya ditemui Solopos.com di sekretariat pendaftaran rektor di lantai II Ruang Sekretaris Senat UNS Solo, Kamis (27/12/2018).
Menurut dia, menjelang penutupan pendaftaran pada pukul 16.00 WIB sudah ada lima bakal calon rektor UNS yang mendaftar. Selain Sutarno, Widodo, Furqon, dan Moh. Nizam calon lainnya adalah Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Prof. Jamal Wiwoho.
Jamal yang juga mantan wakil rektor II UNS Solo telah mendaftar pada Rabu (26/12/2018). “Setelah pendaftaran ditutup tahap selanjutnya adalah verifikasi administrasi berkas pendaftaran lima bakal calon rektor,” ujar Sahid.
Menurut dia, verifikasi administrasi berkas calon rektor berlangsung 4-7 Januari 2019 dengan mengundang pejabat Kemenristekdikti untuk ikut menyaksikan.
“Kami selalui melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bidang hukum dan organisasi Kemenristekdikti agar proses pelaksanaan pilrek UNS berjalan sesuai ketentuan,” jelasnya.
Mengenai tak adanya bakal calon rektor UNS dari luar kampus, Sahid mengatakan tidak mengetahui penyebabnnya. Padahal, imbuh dia, telah memberikan informasi pilrek UNS kepada semua perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia dan 20 perguruan tinggi swasta (PTS).
“Tak tahu mengapa calon dari luar UNS tak ada yang mendaftar,” ujarnya.