SOLOPOS.COM - Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. (Google Map)

Solopos.com, SRAGEN — Dikelilingi oleh 23 bukit membuat Desa Jambeyan di Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, pantas dijuluki Desa 1.000 Bukit. Di antara puluhan bukit itu, ternyata ada satu bukit yang diyakini angker oleh warga setempat.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Jambeyan, Sugiyono, 23 bukit itu memiliki nama masing-masing yang unik. Dan satu bukit di antaranya konon masih angker. Bukit itu bernama Miri Beruk.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Ada cerita dua kakak beradik yang hilang setelah mandi di Sungai Sicinde. Setelah tiga hari, mereka ditemukan di Bukit Miri Beruk. Di bukit itu masih angker dan hewannya besar, tidak umum besarnya,” katanya dalam diskusi santai yang diinisiasi Pemerintah Desa (Pemdes) Jambeyan bersama Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen di balai desa setempat, Jumat (15/7/2022).

Selain Miri Beruk, ada bukit lain yang masih menyiman misteri. Namanya Bukit Tugong. “Bukit Tugong itu sebenarnya Watu Gong. Dari cerita simbah-simbah dulu, katanya, sering terdengar suara gamelan dari arah bukit itu,” sambung Sugiyono.

Baca Juga: Punya Julukan Desa 1.000 Bukit, Ini Keunikan Desa Jambeyan Sragen

Ia kemudian menyebutkan nama-nama bukit lainnya. “Dari timur itu ada Kali Sawur. Di sungai itu ada lokasi yang namanya Lumpatan Kidang. Ada semacam penyeberangan dari batu untuk menyeberangi Sungai Sawur. Lokasi itu dekat dengan Kedung Babahan, yakni kedung sungai yang dalam,” ujarnya.

Kemudian ada bukit Gunung Kendil, Gunung Mul, Gunung Sari, Gunung Geger, Gunung Tugel, Gunung Kukusan, Gunung Pondok, Bukit Kandangan, Gunung Semut, dan Bukit Bodangan.

Lalu ada Bukit Tuk Kukung, Bukit Padas Jalakan, Bukit Watu Lumbung, Bukit Cinta, Bukit Kebun Jambu, Gunung Kepok, Gunung Kunci, Bukit Miri Beruk, Bukit Ngaluwen, Gunung Bulu, Gunung Gede, Gunung Grenjengan, dan Gunung Bentul.

Baca Juga: Serem! Misteri Deretan Penunggu Grojogan Sewu Karanganyar

“Di Gunung Mul ada tugu triangulasi setinggi 50 cm. Kemungkinan di bukit itu ketinggiannya sekitar 400-an meter di atas permukaan laut,” kata dia.

Di Bukit Padas Jalakan, menurut Sugiyono, dilerengnya ada lubang yang sering jadi sarang buruk jalak dan alap-alap. Tetapi itu dulu, sekarang tidak ada lagi. Sementara di Bukit Watu Lumbung sering diberi seikat padi oleh petani yang lewat di tempat itu.

“Ada juga Bukit Cinta yang sering dipakai anak-anak muda yang nongkrong. Ada juga Kebun Jambu, dulu banyak pohon jambu klutuk dan jambu mete.

Baca Juga: Sedekahan, Tradisi Usai Panen di Petilasan Sunan Kalijaga di Sragen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya