Soloraya
Senin, 9 November 2020 - 02:00 WIB

Ini Data Pengungsi Dari 6 Dukuh Lereng Gunung Merapi Wilayah Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Desa Balerante, Kemalang, Klaten, yang menjadi lokasi pengungsian warga dari kawasan rawan bahaya erupsi Merapi. Foto diambil Minggu (8/11/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Sebanyak 175 pengungsi menghuni barak pengungsian dua balai desa lereng Gunung Merapi wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, sejak Sabtu (7/11/2020) sore hingga Minggu (8/11/2020).

Berdasarkan data yang Solopos.com peroleh, 175 pengungsi itu berasal dari Desa Tegalmulyo sebanyak 108 jiwa dan Desa Balerante sebanyak 67 jiwa. Perinciannya, untuk Desa Tegalmulyo, dari Dukuh Canguk sebanyak 25 jiwa, Dukuh Sumur 65 jiwa, dan Dukuh Pajegan 18 jiwa.

Advertisement

Kemudian untuk Desa Balerante sebanyak 67 jiwa perinciannya dari Dukuh Sambungrejo sebanayak 50 jiwa, Dukuh Gondang delapan jiwa, dan Dukuh Ngipiksari lima jiwa.

Pengungsi Merapi Klaten: Suara Gemuruh Gludag-Gludug Bikin Waswas!

Advertisement

Pengungsi Merapi Klaten: Suara Gemuruh Gludag-Gludug Bikin Waswas!

Mayoritas pengungsi dari lereng Gunung Merapi wilayah Klaten yang menghuni barak pengungsian itu merupakan kelompok rentan yakni warga lanjut usia dan anak-anak. Sedangkan untuk warga usia dewasa hanya menginap pada malam hari.

Siang hari mereka kembali ke dukuh mereka untuk mengurus dan memberi makan hewan ternak yang belum diungsikan ke tempat aman. Meskipun ada pula sebagian warga yang sudah menjual hewan ternak mereka dan uangnya untuk bekal selama mengungsi.

Advertisement

Pemkab Klaten Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Merapi

Sebelumnya, jumlah warga lereng Merapi wilayah Klaten yang menjadi pengungsi karena peningkatan status gunung berapi tersebut menjadi siaga terus bertambah.

Kaur Perencanaan Desa Balerante, Jainu, mengatakan warga yang sudah mengungsi itu dari tiga dukuh kawasan rawan bencana (KRB) III meliputi Sambungrejo, Ngipiksari, serta Gondang.

Advertisement

Jainu menjelaskan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap menjadi keharusan bagi warga yanag menghuni lokasi pengungsian. ”Memang tidak menggunakan sekat. Tetapi, mereka tetap menjaga jarak,” kata Jainu kepada Solopos.com, Minggu (8/11/2020).

20-An Pegawai Tertular Covid-19, RSUD Ngipang Solo Batasi Pelayanan

Pada tempat pengungsian sementara itu juga sudah ada dapur umum dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Klaten. Tenaga memasak untuk sementara dari warga desa setempat.

Advertisement

Kebutuhan Logistik

Pemenuhan kebutuhan logistik, menurut Jainu, sudah ada suplai dari BPBD Klaten seperti mi instan, beras, serta gula. Sementara itu, Ketua Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Desa Tegalmulyo, Subur, menjelaskan pengungsi dari lereng Merapi Klaten mayoritas kelompok rentan.

Soal logistik, Subur menjelaskan untuk sementara kebutuhan bahan pangan masih mencukupi. Pada Minggu, ada kelompok nonpemerintah yang menyalurkan bantuan ke Tegalmulyo. “Untuk sayur mayur bisa kami carikan ke sekitar kami,” katanya.

Tambah 57 Kasus Konfirmasi Positif Dalam 2 Hari, Ini Perkembangan Terakhir Covid-19 Solo

Perincian jumlah pengungsi dari enam dukuh dan dua desa lereng Merapi wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, hingga Minggu (8/11/2020):
Desa Tegalmulyo: 108 jiwa
- Canguk: 25 jiwa (3 anak balita, 17 orang dewasa, 5 warga lansia)
- Sumur : 65 jiwa (2 anak balita, 54 orang dewasa, 8 orang lansia, 1 orang difabel)
- Pajegan: 18 jiwa (2 anak balita, 11 dewasa, 5 orang lansia)
Lokasi pengungsian: Balai Desa Tegalmulyo

Desa Balerante: 67 jiwa
- Sambungrejo: 50 jiwa (13 anak balita, 30 orang lansia, 17 orang dewasa)
- Gondang: 8 jiwa (1 anak balita, 4 orang lansia, 7 orang dewasa)
- Ngipiksari: 5 jiwa (2 anak balita, 3 orang dewasa)
Lokasi pengungsian: Balai Desa Balerante.
Sumber : wawancara (tau)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif