SOLOPOS.COM - Kontainer pengangkut produk ITPT milik PT Sritex melintas usai kegiatan lepas ekspor oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di kantor pusat PT Sritex di Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). PT Sritex menjadi salah satu perusahaan penyumpang ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) terbanyak. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sukoharjo ditopang oleh berbagai sektor, mulai dari industri, pedagangan, jasa, hingga pariwisata. Pertumbuhan ekonomi dari sektor industri didukung hadirnya sejumlah pabrik-pabrik dari skala kecil hingga besar.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sukoharjo yang dikutip Solopos.com, Sabtu (22/7/2023), total jumlah perusahaan di Sukoharjo ada 881 per 2018, data terbaru yang tersedia. Dari angka tersebut, 204 perusahaan di antaranya skala besar, 226 perusahaan sedang, dan 451 perusahaan kecil.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jika dilihat trennya dalam lima tahun sebelumnya, terjadi peningkatan jumlah perusahaan. Pada 2014 terdapat total 528 perusahaan (96 besar, 149 sedang, 284 kecil), 2015 ada 565 perusahaan (102 besar, 157 sedang, 306 kecil), 2016 ada 602 perusahaan (106 besar,175 sedang, 321 kecil), dan 2017 ada 745 perusahaan (200 besar, 224 sedang, 321 kecil).

Dari sekian banyak perusahaan, ada beberapa perusahaan yang mengoperasikan pabrik skala besar. Setidaknya ada tiga pabrik besar di Sukoharjo. Bahkan ada yang menjadi terbesar se-Asia Tenggara. Berikut ini tiga pabrik besar di Sukoharjo:

1. PT Sri Rejeki Isman Tbk

Ekspor Tekstil
Kontainer pengangkut produk ITPT milik PT Sritex melintas usai kegiatan lepas ekspor oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di kantor pusat PT Sritex, Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau biasa dikenal dengan Sritex, merupakan perusahaan tekstil yang berkantor pusat di Jl. K.H. Samanhudi 88 Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah. Untuk mendukung bisnis, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta.

Dikutip dari sritex.co.id, Jumat (21/7/2023), perusahaan tekstil dan garmen ini didirikan pada tahun 1966 oleh H.M. Lukminto yang pada awalnya merupakan perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo. Sritex berhasil menjadi produsen seragam militer NATO dan tentara Jerman pada tahun 1994. Hingga pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Pabrik ini berdiri di tanah seluas 79 hektar dan mempekerjakan 50.000 orang. Secara keseluruhan, Sritex memiliki 27 pabrik benang (spinning), 5 pabrik greige (tenun), 5 pabrik kain celup dan finishing (pencelupan-printing-finishing), dan 11 pabrik seragam dan fashion (Garmen). Dengan besarnya pabrik dan banyaknya pekerja yang dimiliki, Sritex pernah jadi pabrik tekstil terbesar se-Asia Tenggara.

2. PT Konimex

PT Konimex
Secretary of Board of Director PT Konimex, Tanto Nugroho, menunjuk sejarah pembuatan obat PT Konimex di pabrik produksi Konimex, Grogol, Sukoharjo, Jumat (21/10/2022) (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Perusahaan farmasi ini beralamat di Jl. Mantung, Dusun II, Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. PT Konimex adalah salah satu perusahaan Pharmaceutical Laboratories yang memproduksi obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran.

Konimex kependekan dari Kondang Impor Ekspor. Perusahaan ini didirikan pada 8 Juni 1967 oleh Djoenaedi Joesoef yang biasa dipanggil Pak Djoen. Kemudian pada tahun 1971, PT Konimex mulai memproduksi sendiri obat-obatan dengan dukungan fasilitas penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Mengutip konimex.com, Perusahaan ini memiliki 33 cabang pada 1992, bertumbuh menjadi 56 cabang pada 2017. Perusahaan ini menjangkau berbagai wilayah didukung armada dan ribuan staff yang merentang dari Banda Aceh hingga Jayapura.

Setelah seluruh pelosok Indonesia terlayani, Konimex semakin melebarkan sayapnya dengan melakukan penetrasi ke pasar internasional, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan bahkan ke kawasan Timur Tengah, yaitu Arab Saudi.

Brand obat-obatan yang di produksi oleh Konimex antara lain adalah Anakonidin, Feminax, Fungiderm, Holisti Care, Inzana, Konidin, Paramex, Protecal, dan masih banyak lagi. Sedangkan brand produk non-obat atau makanan yang diproduksi di antaranya Bringz, Choco Mania, Frozz, Get Git, Nano Nano, dan lain lain.

3. Batik Keris

Batik keris
PT Batik Keris. (batikeris.co.id)

 

Batik Keris merupakan perusahaan batik yang didirikan di Kelurahan Cemani, Kecamatan Grogol, pada 1946 oleh Kasoem Tjokrosaputra.

Melansir dari laman resmi batikkeris.co.id, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan batik ini dilalui tahap demi tahap hingga menjadi perusahaan “terbatas” pada tahun 1970. Mereka  tetap mempertahankan kualitas batik sebagai warisan budaya nusantara Indonesia.

Batik Keris juga berinovasi menciptakan produk–produk modern tanpa meninggalkan ciri khas batik yang unik. Diantaranya ada koleksi sutra, primisima, polyester, dan lain-lain. Dengan merek Keris Griya dikembangkan juga produksi kerajinan tangan dan suvenir yang meliputi kayu, keramik, rotan, produksi kerajinan tas, kerajinan untuk perlengkapan griya, maka dikembangkan dengan merek Keris Griya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya