SOLOPOS.COM - Kopral Satu Janu Wahyu Widodo, 36, (berdiri, kiri) memberikan pelatihan penanganan ular kepada warga belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sosok Janu Wahyu Widodo, 36, Ketua Exotic Animal Lovers Indonesia atau Exalos sudah tidak asing di kalangan masyarakat Soloraya karena kerap membantu evakuasi ular.

Bapak tiga orang anak itu selama empat tahun terakhir ini aktif dalam rescue dan edukasi tentang ular berbisa. Selain kerap digandeng sejumlah institusi, Janu dan kawan-kawan aktif membantu masyarakat yang bermasalah dengan ular.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam menjalankan aksinya, Janu dkk tidak memungut biaya alias gratis. Usut punya usut, Janu ternyata merupakan anggota TNI. Ia tercatat sebagai anggota Kompi Perhubungan Detasemen Markas Brigif 6 Kostrad berpangkat Kopral Satu.

Baca Juga: 3 ASN Tepergok Makan di Warung, Sekda Solo: Jam Kerja Kok Kongko!

Saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (5/10/2021), Ketua Exalos Indonesia itu mengaku memang gemar memelihara ular sejak 2008. Hingga pada 2016 ia bergabung bahkan menjadi Ketua Exotic Animal Lover Solo yang merupakan komunitas para pencinta ular di Solo.

Kala itu kegiatan komunitas tersebut seperti berburu ular berbisa dan memperjualbelikannya. Namun sejak 2018 Janu mengubah nama komunitas menjadi Exotic Animal Lovers Indonesia yang bukan lagi komunitas hobi.

“Saya ubah haluan dari sekadar hobi jual beli menjadi lebih bermanfaat. Tidak ada jual beli, perburuan. Lebih ke membantu warga yang ada masalah dengan ular. Dari segi rescue dan edukasi,” ujarnya.

Baca Juga: Vaksinasi Door to Door Solo Sudah Berjalan, Siapa Saja Sasarannya?

Kegiatan yang lebih dikenal dengan Exalos Indonesia Rescue and Education itu juga mempunyai kegiatan sosial. Salah satunya dengan mengoperasikan satu mobil ambulans yang siap membantu warga yang membutuhkan.

Edukasi Jenis-Jenis Ular

“Layanan ambulans gratis, membantu orang yang tergigit ular yang tidak mampu. Kemudian donor darah, pembagian sembako dari penjualan merchandise. Anggota kami saat ini kurang lebih 250 orang di 20 kota,” katanya.

Janu mengaku tidak ada masalah dengan aktivitasnya mengevakuasi ular berbisa temuan warga di lingkungan permukiman. Sebab kegiatan tersebut untuk membantu masyarakat yang tak tahu soal ular berbisa.

Baca Juga: 5 Puskesmas di Kota Solo Ini Layani Vaksinasi Malam Hari, Cek Jadwalnya

Edukasi tentang jenis-jenis ular berbisa, karakter, dan cara penanganannya, menurut Janu, masih perlu digencarkan. Sebab masih banyak masyarakat yang salah melihat keberadaan ular sebagai hewan yang harus dibunuh.

Masyarakat belum bisa membedakan jenis-jenis ular dan karakternya. Sehingga sering kali masyarakat mengambil jalan pintas dengan menyerang dan membunuh ular yang ditemui. Padahal sikap itu salah.

“Masyarakat menganggap ular harus dibunuh. Mereka hanya melihat ular dari paradigma negatif. Semua jenis ular dianggap berbisa, selalu menggigit, sehingga harus dibunuh. Padahal hal itu malah membuat kerusakan ekosistem kita,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya