Soloraya
Senin, 25 April 2022 - 14:55 WIB

Ini Honor Petugas Jaga Perlintasan KA Tanpa Palang Pintu di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berjaga di perlintasan KA Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Minggu (24/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Uang jimpitan warga di Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara difungsikan membayar honor petugas jaga perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di daerah setempat tiap bulannya. Uang jimpitan itu dikumpulkan dari 400 keluarga.

Salah satu warga Dukuh Karangnongko, Sigit Waluyo, mengatakan selain jimpitan, ada warga yang memberi donasi untuk membantu pembiayaan operasional. Uang jimpitan difungsikan mendukung perawatan pintu perlintasan yang dibikin secara swadaya. Di samping itu, mendukung honor warga yang berjaga.

Advertisement

“Per bulan, honor petugas jaga sekitar Rp1,5 juta per orang,” katanya, saat ditemui Solopos.com, Minggu (24/4/2022).

Sigit mengatakan warga secara mandiri berjaga di pintu perlintasan pascakejadian pengendara sepeda motor ditabrak KA saat menyeberang di perlintasan tersebut setahun silam. Jauh sebelumnya, kecelakaan juga pernah terjadi di perlintasan itu ketika satu unit mobil disambar KA.

Baca Juga: Warga Ketandan Klaten Bikin Pos Jaga Perlintasan KA dari Uang Jimpitan

Advertisement

Tak ingin kecelakaan KA kembali terjadi, termasuk tak ingin perlintasan yang menjadi akses utama itu ditutup, warga secara mandiri membuat pos penjagaan serta palang pintu.

Saban hari, perlintasan KA tanpa palang pintu dijaga dua orang dan bertugas secara bergantian. Jumlahnya ditambah saat menjelang Lebaran menjadi tiga orang. Warga yang bertugas di perlintasan itu juga berasal dari warga setempat.

“Sejak di sini dijaga sudah tidak ada lagi kecelakaan,” kata Sigit

Advertisement

Baca Juga: Awas! Nekat Terobos Palang Pintu Kereta Api Bisa Dipidana

Salah satu warga yang bertugas berjaga di perlintasan Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Pujiman, 51, mengaku tak kesulitan menjaga perlintasan. Handy talky selalu ditangannya saat bertugas untuk menerima informasi jika sewaktu-waktu ada KA yang bakal melintas.

“Selama ini yang melintas nurut saja saat pintu kami tutup. Tidak ada yang sampai ngeyel menerobos,” kata Pujiman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif