Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo menyebutkan hingga September 2023, terdapat 2.232 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabuten Makmur ini. Jumlah ini berkurang 48 orang dibandingkan data tahun 2021.
Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2021 yang dirilis Dinkes diketahui ODGJ tersebut tersebar di seluruh kecamatan yang berjumlah 12. Bulu menjadi kecamatan dengan jumlah ODGJ paling sedikit, yakni 99 orang (data per 2021). Dari jumlah tersebut 67 ODGJ di antaranya mendapatkan pelayanan sesuai standar.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Sementara kecamatan dengan jumlah ODGJ terbanyak adalah Grogol yang mencapai 304 orang. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah penduduknya yang paling padat di Kabupaten Sukoharjo, yakni 121.414 jiwa (data per 2021). Dari 304 ODGJ sebanyak 209 orang di antaranya mendapatkan pelayanan sesuai standar.
Kecamatan dengan jumlah ODGJ terbanyak berikutnya adalah Kartasura (274 orang), Mojolaban (229 orang) dan Polokarto (219 orang). Ada 180 ODGJ di Kartasura yang mendapat pelayanan sesuai standar, di Mojolaban 39 orang dan di Polokarto 166 orang.
Berikut data lengkap jumlah ODGJ di tiap kecamatan di Kabupaten Sukoharjo per Desember 2021:
- Weru 149
- Bulu 99
- Tawangsari 145
- Sukoharjo 245
- Nguter 143
- Bendosari 163
- Polokarto 219
- Mojolaban 229
- Grogol 304
- Baki 177
- Gatak 133
- Kartasura 274
Sementara itu, masih ada satu ODGJ yang mengalami pemasungan. “Masih ada 2.232 ODGJ 1 pasien di antaranya ada yang dipasung, dari Kecamatan Bulu. Dipasung karena kadang ditinggal keluarganya bekerja,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, belum lama ini.
Menurut Tuti, ODGJ yang dipasung saat ini masih berobat rutin di Puskesmas setempat. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien juga diberikan secara gratis karena telah masuk dalam program pemerintah.
Lebih lanjut menyusul banyaknya kasus ODGJ, saat ini di Puskesmas juga telah menyiapkan petugas kesehatan jiwa. Keberadaan petugas ini membantu masyarakat untuk melakukan deteksi dan tata laksana kesehatan jiwa. Menurutnya Dinas Kesehatan juga masih rutin melakukan deteksi, mencari, menemukan dan segera mengobati pasien ODGJ.