SOLOPOS.COM - Pentas wayang purba dalam pasar budaya di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Sabtu (20/11/2021) malam. Acara ini bentuk pemberdayaan kepada masyarakat serta melestarikan seni budaya di Kawasan Sangiran. (Istimewa/Wakimin)

Solopos.com, SRAGEN — Pentas pertama wayang purba Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen, mengisahkan manusia purba dalam upaya mencari sumber air untuk kehidupan. Wayang tersebut menggambarkan manusia purba yang menghadapi bencana kekeringan. Para manusia harus berpindah tempat ke tempat yang menyediakan makanan serta sumber air untuk bertahan hidup.

“Sampai akhirnya berlabuh di daerah Sangiran. Karena konon Sangiran dilewati Bengawan Solo yang alamnya subur sehingga manusia purba menetap di Sangiran,” kata Joni Susanto penulis lakon wayang berjudul Garing Melu Garing Teles Melu Teles itu, Senin (7/3/2022).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Akhirnya di tengah perjalanan, manusia purba mencari sumber air berhasil menemukan pohon yang menyimpan air. Manusia purba memotong pohon tersebut namun airnya justru meresap ke tanah.

Baca Juga: Desa Ngebung Sragen Punya Kesenian Wayang Purba, Ini Keunikannya

“Manusia purba niatnya nututi banyu [mengikuti air] yang masuk ke tanah. Mereka menggali tanah lalu menemukan cara menemukan sumber air. Kemungkinan menemukan sumur ya dari situ. Logikanya begitu,” jelas pegiat budaya Desa Ngebung itu menambahkan.

Wayang purba itu untuk kali pertama dikenalkan pada pentas Pasar Budaya Desa Ngebung pada (20/11/2021) malam. Ada sekitar 15 tokoh wayang purba yang ditampilkan. Pentas berhasil menghibur para penonton selama sekitar 3,5 jam malam itu.

“Belum ada konsep secara purba pada pentas pertama. Menurut saya masih kurang mengenai purba. Kami sedang mengkaji dan insyaallah akan dirilis,” paparnya.

Baca Juga: Tak Banyak Yang Tahu, Begini Makna Filosofi Seni Tayub Khas Sragen

Wayang purba ini merupakan kreasi para pegiat budaya Desa Ngebung. Seni kreasi baru tersebut untuk mendukung wisata Kawasan Situs Manusia Purba Sangiran.

Wayang kulit pada umumnya tokoh-tokoh seperti Punakawan, Pandawa, Kurawa, dan lainnya, tapi wayang purba tidak demikian. Wayang purba menampilkan tokoh-tokoh wayang berupa manusia purba atau orang zaman prasejarah.

Pegiat budaya Desa Ngebung lainnya, Wakimin, 33, menjelaskan para seniman setempat memilih mengembangkan wayang sebab desa-desa di Kawasan Situs Sangiran belum ada kesenian wayang. Kebanyakan merupakan seni tari, antara lain tari purba dan tari balung buta.

“Untuk Desa Ngebung ingin tampil beda dari desa lain dengan menampilkan wayang purba. Kebetulan ada dalang di Ngebung,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (7/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya