SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengonsumsi garam (healthmeup.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, telah lama mendapat perhatian dan perlakuan khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri. Pasalnya ratusan penduduk di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Pacitan itu mengidap penyakit kretinisme atau kretin.

Kretin merupakan penyakit yang disebabkan adanya gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Kretin menyebabkan keterbelakangan mental dan gangguan pertumbuhan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Data yang dihimpun Solopos.com, Jumat (3/6/2022), pengidap kretin di Kismantoro mencapai 179 orang. Sementara, penderita penyakit gondok di Kismantoro yang juga disebabkan GAKY berjumlah 134 orang.

Kretin di Kismantoro lebih banyak diderita perempuan dibandingkan laki-laki. Perempuan penderita kretin tercatat sebanyak 107 orang. Sedangkan laki-laki pengidap kretin berjumlah 72 orang. Pengidap kretin di Kecamatan Kismantoro berusia 35 ke atas. Desa Lemahbang menjadi desa terbanyak dengan penderita kretin, yaitu 52 orang.

Anggota Komisi IV DPRD Wonogiri Dapil Kismantoro, Indah Retnowati, saat ditemui Solopos.com di kantornya, menyampaikan sudah tidak ditemukan kasus kretin baru di Kecamatan Kismantoro sejak 2000-an. Kretin di Kismantoro diderita orang-orang yang berusia 35 ke atas. Tidak ada lagi generasi muda yang mengidap penyakit tersebut.

Baca juga: Menengok Fenomena Kretin di Desa Lemahbang Wonogiri

“Pemkab Wonogiri sudah berupaya keras menghilangkan kretin. Pemkab tidak kurang-kurang menangani kretin di wilayah kami [Kecamatan Kismantoro]. Terutama terkait dengan asupan gizi masyarakat. Mohon maaf, sekarang yang mengidap kretin itu orang-orang lama. Generasi muda sudah tidak ada lagi yang menderita kretin,” kata perempuan yang kerap disapa Indah itu, Jumat.

Pemerintah sudah mengecek penggunaan garam di Kecamatan Kismantoro. Masyarakat terus dipantau untuk terus mengonsumsi garam beryodium. Sebab air dan tanah di Kecamatan Kismantoro, khususnya daerah yang banyak pengidap kretin, tidak ada atau sangat rendah kandungan yodium.

“Belum lama ini pemkab mengadakan operasi gratis bagi pengidap gondok. Tetapi belum selesai. Soalnya ada beberapa penderita yang tidak lolos uji kesehatan, seperti tekanan darahnya tinggi,” ucap dia.

Pemkab Wonogiri masih mempunyai pekerjaan rumah menyediakan air atau mineral yang memiliki kandungan cukup yodium. Hingga sekarang, Pemkab belum menemukan sumber air dengan kandungan yodium dan debit air yang cukup disalurkan ke daerah-daerah nihil yodium, seperti Lemahbang. Pemkab masih mengandalkan garap yodium dan memberikan makanan bergizi untuk masyarkat di Kecamatan Kismantoro.

Penderita kretin di Kecamatan Kismantoro banyak yang mengalami gangguan mental dan difabel, seperti tuna rungu, daksa, dan grahita . Pemerintah telah melakukan pemberdayaan. Termasuk, pemberadayaan batik ciprat di Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro yang warganya mengidap kretin. Hasil karya mereka kemudian dijual.

Baca Juga: Rumah Warga Kismantoro Wonogiri Jebol Dihantam Longsor

Menurut jurnal yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada 2020, Taufik Hidayat dkk, permasalahan GAKY lebih banyak dijumpai di daerah pegunungan. Hal itu disebabkan rendahnya kadar yodium tanah di lingkungan tersebut.

Lokasi itu, salah satunya di Kabupaten Wonogiri. Penelitian dilakukan di dua kecamatan dengan kasus kretin dan gondok tertinggi di Kabupaten Wonogiri saat itu, yaitu di Kecamatan Kismantoro dan Kecamatan Slogohimo.

“Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri dalam program percepatan Wonogiri bebas gondok tahun 2018 melaporkan terdapat 1.115 orang penderita gondok dan 191 penderita kretin. Penderita gondok dan kretin tersebut tersebar di 25 kecamatan atau 34 puskesmas dan 55 persen penderita gondok diantaranya berasal dari Kecamatan Kismantoro, Purwantoro, dan Slogohimo,” tulis Taufiq pada penelitian itu.

Pada program tersebut, pemerintah memberikan garam beryodium kepada masyarakat. Keuntungan penggunaan garam yodium karena garam banyak digunakan masyarakat tanpa memandang status ekonomi.

Dalam Jurnal yang meneliti hubungan kandungan yodium garam rumah tangga dengan status yodium wanita usia subur (WUS) di Wonogiri, diketahui kurang dari 90 persen garam rumah tangga WUS di Kecamatan Kismantoro maupun Slogohimo mengandung cukup yodium.

Baca Juga: Tragis! Wanita Kismantoro Wonogiri Jadi Korban Pembunuhan, Ayahnya Luka Dibacok

Hasil tersebut menunjukkan keberhasilan penggunaan garam sebagai upaya penanggulangan kekurangan yodium belum tercapai di dua kecamatan tersebut. Selain itu masih ditemukan garam rumah tangga dengan yodium berlebih terutama di Kecamatan Slogohimo.

Tesis

Pada penelitian tesis pascasarjana Universitas Sebelas Maret pada 2022, Ahshaina Ramadhaningtyas, menyebutkan Pemkab Wonogiri sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan GAKY di Kecamatan Kismantoro, salah satunya pemberian suntikan iodiol. Namun pada 1991, suntikan iodiol dihentikan dan digantikan dengan pemberian kapsul minyak beryodium karena Kecamatan Kismantoro masuk dalam daerah endemik ringan.

Pada 2017, Dinkes Wonogiri memonitoring dan menguji garam konsumsi di Pasar Kismantoro. Dinkes menguji 44 merek garam yang dijual di pasaran. Hasilnya, kandungan yodium pada delapan merek atau 26,01 persen dari total garam yang di pasaran tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

“Banyak masalah yang menghambat jalannya upaya pemerintah dalam mengentaskan permasalahan GAKY di Kabupaten GAKY di Wonogiri, termasuk Kismantoro. Luas wilayah Kecamatan Kismantoro dan jarak rumah warga dengan fasilitas kesehatan cukup jauh. Minimnya sosialisasi menjadi hambatan pemerintah untuk mengentaskan GAKY,” kata Ahshaina.

Hal lain yang menghambat upaya pemerintah mengentaskan GAKY di Kecamatan Kismantoro, jumlah tenaga kesehatan masih sedikit. Sehingga sumber daya manusia untuk melakukan promosi kesehatan, seperti penyuluhan dan demonstrasi terbatas.

Baca Juga: 2 Jam Hujan Lebat, Rumah Warga Kismantoro Wonogiri Tertimbun Longsor



Sadar

Camat Kismantoro, Sularto, menuturkan saat ini tidak ada kasus baru kretin di Kismantoro. Bantuan pemberian garam yodium dan pangan bergizi juga terus dilakukan pemerintah. Masyarakat Kecamatan Kismantoro diklaim telah sadar penyakit kretin tersebut.

“Pengidap kretin orang yang sudah sepuh, umur 35 ke atas. Dulu itu penyebabnya karena air yang tidak ada yodium. Pemkab sudah sempat mendatangkan PDAM untuk melakukan pemetaan. Sekarang sudah ada beberapa sumur-sumur bor yang disalurkan kepada masyarakat di Kecamatan Kismantoro,” kata Sularto saat dihubungi Solopos.com, Jumat Sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya