Solopos.com, SOLO — Festival Jenang Solo 2024 di Koridor Ngarsopuro Solo, Sabtu (17/2/2024), menampilkan tujuh belas jenis jenang yang berkaitan dengan Kota Solo.
Tujuh belas jenis jenang itu juga mengiringi perpindahan atau boyongan Keraton Mataram dari Kartasura ke Desa Solo pada masa pemerintahan Pakubuwana II, tepatnya pada 17 Februari 1745. Momentum itu pula yang diperingati sebagai hari ulang tahun (HUT) Kota Solo yang diperingati setiap tahun.
Ternyata masing-masing jenis jenang itu memiliki makna filosofis tersendiri. Mengutip laman surakarta.go.id, Sabtu (17/2/2024) berikut ini tujuh belas jenis jenang yang turut mengiringi perpindahan Keraton Solo, beserta maknanya:
Memiliki makna bahwa manusia harus belajar mengontrol emosi kemarahannya. Agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.
Memiliki makna bahwa manusia harus belajar mengontrol emosi kemarahannya. Agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.
Memiliki makna bahwa manusia hidup tak bisa berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain.
Terdiri atas jenang abang atau merah dan jenang putih yang merupakan simbol peradaban manusia di dunia. Jenang abang melambangkan lelaki dan jenang putih melambangkan perempuan. Adanya jenang sengkala di setiap ritual agar manusia selalu ingat bahwa dunia terisi oleh dua esensi, feminin dan maskulin.
Maknanya belajar menjaga kekuatan pada diri kita dengan berdoa kepada Tuhan dan mengenal serta memahami kelemahan sendiri.
Makna kehadirannya untuk mendoakan supaya ibu yang hamil diberikan kelancaran dalam melahirkan.
Memiliki makna bahwa kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kesibukan sehari-hari. Kita perlu berproses menuju kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
Maknanya tak lemah membangun semangat baru dalam kehidupan.
Memiliki makna bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan. Menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultural menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Maknanya lepas dan hilang semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong, dan sebagainya di hadapan Tuhan YME.
Maknanya kesucian itu milik Tuhan YME. Manusia harus selalu mewaspadai nafsu pada dirinya, berani mengoreksi dirinya sebagai jalan untuk mengenal Tuhannya.
Memiliki makna kehadirannya bagi yang punya hajat pernikahan supaya pengantin dan seluruh panitia yang terlibat diberi kesehatan, berkah, dan kekuatan.
Memiliki makna bahwa kehidupan itu seperti cakra penggilingan, seperti roda yang berputar kadang di atas kadang di bawah. Kita perlu menemukan kestabilan dari perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.
Memiliki arti merah dan putih merepresentasikan penciptaan/asal usul manusia laki-laki dan perempuan, jenang maknanya selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.
Memiliki makna simbol nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah, putih mutmainah, kuning lawwamah, dan hijau nafsu duniawi. Kita dituntut mengendalikan jenis nafsu yang melekat pada diri kita.
Mempunyai makna harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Manusia harus selalu ingat Tuhan dan harus selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.
Memiliki makna kehadirannya ketika memberi nama kepada bayi setelah hadir di dunia.