Soloraya
Sabtu, 28 Maret 2020 - 13:09 WIB

Ini Resep Bubur Ketan Hitam Pengusir Wabah Corona Ala Mahamenteri Keraton Solo

Kurniawan  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ketan Hitam. (Pictagram)

Solopos.com, SOLO – Masyarakat Kota Solo diimbau lebih banyak berdoa untuk mengusir wabah virus corona. Mahamenteri Keraton Solo, Tedjowulan, juga mengajak masyarakat membuat bubur ketan hitam sebagai lambang harapan agar wabah corona segera berakhir.

Mahamenteri Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.G.P.H.P.A. Tedjowulan mengatakan, bubur atau jenang ketan hitam tanpa gula dan santan merupakan simbol harapan.

Advertisement

Jateng Tetapkan Status Tanggap Darurat Corona

Bubur ketan hitam resep Keraton Solo itu berguna mengusir wabah corona itu dibuat dengan campuran garam kasar secukupnya. Bubur ini dibuat tanpa gula maupun santan.

Advertisement

Bubur ketan hitam resep Keraton Solo itu berguna mengusir wabah corona itu dibuat dengan campuran garam kasar secukupnya. Bubur ini dibuat tanpa gula maupun santan.

“Bubur atau jenang ketan hitam hanya menggunakan garam kasar secukupnya. Tidak pakai gula dan santan,” ujar dia kepada Solopos.com, Jumat (27/3/2020).

Puluhan Resepsi Pernikahan di Karanganyar Batal Gara-Gara Corona

Advertisement

Kondisi yang kurang baik ini disebabkan serangan wabah Covid-19. Akibat wabah corona itu, sendi-sendi kehidupan masyarakat menjadi rapuh dan goyah.

Itulah sebabnya bubur ketan hitam resep Keraton Solo tidak dibubuhi gula sebagai simbol  mengurangi kesenangan.

Sempat ke Pasar, Anggota DPR Imam Suroso Meninggal Positif Corona

Advertisement

Sebab dalam situasi seperti sekarang masyarakat harus memperbanyak tirakat atau mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sementara absennya santan dalam bubur ketan hitam resep Keraton Solo punya makna yang tak kalah dalam.

“Sedangkan tidak memakai santan dengan maksud kita menahan diri untuk tidak bepergian,” terang Tedjowulan.

Advertisement

Bukan TraceTogether, Ini Aplikasi Kominfo Buat Lacak Pasien Covid-19

Makna Mendalam

Penggunaan garam kasar dalam bubur tersebut sebagai simbol sarana untuk menetralkan situasi dan kondisi yang serba tidak enak saat ini menjadi rasa asin yang memberikan kekuatan.

“Insyaallah semua itu akan tawar,” kata dia.

Dengan membuat dan memakan jenang ketan hitam tanpa gula dan santan, diharapkan masyarakat Solo akan terhindar dari berbagai hal negatif, termasuk Covid-19.

PSSI Tunda Liga 2 Hingga Usai Lebaran, Ini Respons Pelatih Persis Solo

Tak lupa, Mahamenteri Keraton Solo itu mengimbau masyarakat senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan. Serta mengurngi kesenangan duniawi.

Menurut Tedjowulan serangkaian iktiar atau usaha manusia tidak bisa dilepaskan dengan doa sebagai pasangannya.

“Mari kita senantiasa dekatkan diri kepada Tuhan,” ajak dia

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif