Soloraya
Sabtu, 14 Agustus 2021 - 11:06 WIB

Ini Sejarah Gerakan Pramuka, Ternyata Ada Peran Pangeran Mangkunagoro Solo

Bisnis  /  Mia Chitra Dinisari  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan Pramuka di Klaten. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Hari ini, Sabtu tanggal 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia yang merupakan hari peringatan gerakan kepanduan. Gerakan ini telah melalui sejarah panjang di dunia maupun Indonesia.

Sebelum berkembang di Indonesia, gerakan kepanduan lebih dahulu lahir di Inggris. Kini gerakan kepanduan sudah berkembang di berbagai belahan dunia. Lantas bagaimana sejarah gerakan kepanduan?

Advertisement

Masyarakat internasional mengenal gerakan kepanduan dengan Scouting atau Scout Movement. Gerakan cikal bakal Pramuka ini dicetuskan oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota angkatan darat di Inggris.

Baca juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Industri Pengolahan Porang di Madiun

Advertisement

Baca juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Industri Pengolahan Porang di Madiun

Dikutip Bisnis.com dari semarangkota.go.id disebutkan, Robert Baden-Powell menulis buku Scouting for Boys antara tahun 1906-1907. Pada intinya, buku yang menjadi dasar gerakan kepanduan ini merupakan panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan. Selain itu, juga cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral.

Apa yang dicetuskan Robert Baden-Powell ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan kepanduan, yang di Indonesia disebut dengan gerakan Pramuka.

Advertisement

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Karanganyar Setor 3.963 Data Pekerja untuk Penyaluran BSU

Gerakan Kepanduan di Indonesia

Sementara itu, di Indonesia gerakan kepanduan sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Dikutip dari situs resmi Kemdikbud dan Kemenkumham, pada 1912 didirikan Gerakan kepanduan di Hindia Belanda di Jakarta yang bernama Nederlands Padvinders Vereeniging (NPV).

Pada 4 September 1917, gerakan cikal bakal Pramuka itu berganti nama menjadi Nederlands Indische Padvinders-Vereeniging. Gerakan ini sebagai bagian dari kepanduan Nederlands Padvinders Organisatie (NPO), yang berpusat di Belanda.

Advertisement

Pemimpin gerakan kemerdekaan tertarik melihat NPV. Mereka melihat Pramuka dapat digunakan untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia.

Baca juga: Cara Mengurus KTP Hilang dan Rusak, Mudah dan Tak Usah Panik ya!

Akhirnya pada 1916 dibentuklah organisasi gerakan pramuka pertama di Indonesia bernama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). JPO diprakarsai oleh Pangeran A.A. Mangkunagoro VII tanpa campur tangan dari Belanda.

Advertisement

Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu, seperti JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau HW.

Gerakan kepanduan ini sempat ditentang Belanda sehingga harus berganti nama. Namun, pada masa itu gerakan kepanduan berhasil tumbuh besar dengan digelarnya Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (Perkino) pada Juli 1941 di Jogja.

Baca juga: Putra-Putri Berkomitmen Lanjutkan Semangat dan Cita-Cita Mangkunagoro IX

Dilarang Jepang

Gerakan kepanduan pramuka juga dilarang pada masa Jepang. Jepang menyebut gerakan itu berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat jajahan.

Setelah Indonesia merdeka, dibentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo yang merupakan wadah satu-satunya kepanduan di Indonesia.

Pada 1950, muncul kembali organisasi-organisasi kepanduan yang pernah ada pada Perang Dunia ke-2. Hingga 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia.

Baca juga: Kurang Kencang, Pak Jokowi…

Kemudian lahir Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditandatangani oleh Pjs Presiden RI, Ir Juanda.

Keppres tersebut menetapkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan yang mendapat izin untuk melaksanakan pendidikan kepramukaan di Indonesia.Penetapan tanggal 14 Agustus sebagai Hari Pramuka lalu dibuat melalui Keputusan Presiden RI Nomor 448 Tahun 1961.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif