SOLOPOS.COM - Bubur khas Ramadan itu dimasak selama hampir lima jam oleh takmir masjid dengan berbagai bahan yang diolah antara lain beras, daging sapi, loncang, dan wortel serta rempah-rempah seperti sereh, jahe, jintan, minyak samin. Sajian bubur ini menjadi tradisi Ramadan di Kota Solo, (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Kota Solo pernah memiliki tradisi Ramadan yang saat ini telah hilang. Tradisi Ramadan di Solo itu dinamakan dhul.

Tradisi ini sebagai pengingat atau tanda berbuka puasa bagi masyarakat Solo. Tradisi yang digelar hanya saat Ramadan ini berupa menyalakan petasan besar yang terkenal pada 1980-an.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dilansir dari laman Surakarta.go.id, Dhul merupakan petasan besar yang dinyalakan dari bawah kemudian melesat dan meledak hingga di ketinggian puluhan meter. Bunyi keras ini terdengar hingga beberapa kilometer.

Tradisi Ramadan Kota Solo seperti Dhul ini dibutuhkan sebuah bambu atau bumbung besar yang berfungsi seperti meriam kedil sebagai lontaran ke udara. Kemudian sumbu dhul tersebut disulut dengan api. Dalam sekejap, petasan tersebut pun melesat ke udara dan menghasilkan suara ledakan yang sangat keras. Suara ledakan inilah yang digunakan untuk menyeragamkan waktu berbuka di Kota Solo.

Dhul ini menjadi sebuah tradisi Ramadan di Kota Solo, terutama di kawasan Masjid Agung Solo dan Masjid Tegalsari. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi Dhul ini kemudian dihentikan, karena dianggap berbahaya. Kini tradisi dhul telah digantikan oleh bunyi sirene yang dikeraskan melalui mikrofon masjid.

Meski tradisi Ramadan di Kota Solo ini telah hilang, namun istilah dhul tetap digunakan dan dilestarikan.

Tradisi Ramadan di Kota Solo yang hingga kini masih dilestarikan, yakni pembagian bubur Samin di Masjid Darussalam Jayengan Solo.

Bubur Samin yang awalnya merupakan sajian khas warga Banjar Kalimantan yang merantau di Pulau Jawa, khususnya di Kota Solo saat Ramadan, namun, tradisi Ramadan di Solo ini masih tetap lestari. Bahkan, takmir Masjid Darussalam pada Ramadan 2023 ini menyiapkan sekitar 1.300 porsi tiap hari untuk dibagikan gratis kepada seluruh warga Solo.

Tradisi Ramadan Kota Solo berupa pembagian bubur samin ini telah berjalan lama. Tak hanya bagi jemaah masjid, bubur samin ini boleh dibawa pulang oleh semua golongan, beda agama, maupun elemen masyarakat lainnya. Hanya ada satu syarat, yakni harus mengantre dengan membawa wadah sendiri untuk mendapatkan bubur samin yang banyak mengandung rempah-rempah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya