SOLOPOS.COM - Andrea Isa, pemenang lomba redesain Logo Solo The Spirit of Java yang digelar Pemkot Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo telah memilih logo visual baru untuk slogan Solo The Spirit Of Java dari 400-an karya yang dikirim dalam lomba redesain logo tersebut awal Desember ini. Logo baru itu diharapkan bisa menggugah gairah pariwisata di Kota Bengawan.

Logo baru ini menggantikan logo lama yang sudah digunakan sejak era Jokowi atau sekitar 17 tahun yang lalu. Adalah Andrea Isa, sosok desainer yang membuat logo yang terpilih sebagai pemenang lomba itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Karya pria asal Bandung, Jawa Barat, ini dianggap paling merepresentasikan sisi modern dari Kota Solo. Kepada Solopos.com, Kamis (15/12/2022), Andrea Isa menceritakan bagaimana awal mula dirinya menggarap desain tersebut, baik dari segi konsep, warna, hingga pemilihan font huruf.

Menurut Andrea, inspirasi utama dari desain buatannya adalah keramahan Kota Solo dalam berbagai aspek. Dari konsep keramahan itu, ia kemudian membuat desain logo Solo The Spirit of Java yang ia harapkan bisa merepresentasikan keramahan warga Kota Solo dalam berbagai aspek.

“Jadi logo branding Kota Solo itu inspirasinya dari keramahan warga Kota Solo awalnya. Saya coba mendefinisikan keramahan dan menjadi aset untuk pariwisata Kota Solo untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Jadi saya inginnnya keramahan ini menjadi entry point,” ujar Andrea melalui telepon.

Baca Juga: Logo Diubah setelah 17 Tahun, Begini Sejarah Slogan Solo The Spirit Of Java

Konsep keramahan, menurut pria berusia 37 tahun tersebut, diangkat menjadi konsep yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari keramahan dengan bumi terutama lingkungan hidup guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan, keramahan untuk energi terbarukan.

Pesan Keramahan

“Jadi keramahan ini bisa di-breakdown jadi roadmap dari strategi [pembangunan] Kota Solo,” tegasnya. Andrea juga menjelaskan bagaimana gaya visual yang digunakannya seperti warna yang ia gunakan untuk mendesain logo tersebut.

“Pemilihan warna, berangkat dari pesan keramahan itu, saya tidak melewati gaya yang konservatif harus terimplementasikan dengan ringan, casual, mudah dipahami dan mengambil presepsi mengenai keramahan yang saya angkat,” ujarnya.

Baca Juga: Desain Logo Baru Solo The Spirit Of Java Dikritik, Terkesan Funky & Tidak Tegas

Lebih lanjut mengenai warna, Andrea Isa menjabarkan mengapa memilih warna hijau dan ungu yang mendominasi pada logo Solo The Spirit of Java. Menariknya, Andrea mengaku takjub dengan banyaknya warna ungu di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Warna hijau itu karena ingin mewakili pesan pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan lingkungan dengan concern tourism industry. Ungu lebih ke warna keagungan dan secara psikologis memang ungu itu khas Kerajaan. Menariknya, terkonfirmasi secara tidak sengaja, waktu saya Ke Keraton Kasunanan waktu itu melihat banyak sekali warna ungu, jadi seolah teori itu terkonfirmasi,” jelasnya.

Sedangkan untuk jenis huruf, Andrea menyebut terinspirasi dari canting batik. Ada nuansa tegas yang dibalut kelembutan, berusaha ditonjolkan oleh lulusan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung ini.

Baca Juga: Dipakai sejak Era Jokowi, Logo Solo The Spirit Of Java Diubah di Era Gibran

“Font gayanya memang seperti doodle, tapi kalau secara konseptual itu seperti garis dari canting batik. Canting batik itu jika membentuk garis lurus lebih kurang akan seperti itu bentuknya. Jadi tidak hanya gaya coretan tetapi juga mewakili dari goresan dari canting batik yang tegas tetapi juga ada kelembutan,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya