SOLOPOS.COM - Ilustrasi kopi. (Istimewa/Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Nama kopi Wonogiri memang belum seterkenal kopi lain yang ada di Jawa Tengah. Namun kualitas dan cita rasa kopi Wonogiri tak kalah nikmat dengan kopi lokal lainnya.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, Jumat (4/11/2022), sejarah pernah mencatat bahwa wilayah Wonogiri, khususnya Kecamatan Bulukerto pernah menjadi salah satu pusat lokasi pembudidayaan dan pembibitan perkebunan kopi yang dipilih langsung Kadipaten Mangkunegaran pada tahun 1860-an. Artinya, Wonogiri mempunyai kapasitas yang mumpuni menghasilkan kopi lokal yang berkualitas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Desa Conto, salah satu desa yang berada di Kecamatan Bulukerto memiliki ribuan pohon kopi yang tumbuh dengan subur di tanah perbukitan Conto. Beberapa ratus lahan itu di antaranya milik Pak Sular, petani kopi asli Wonogiri yang sudah menanam kopi hampir 30 tahun.

Metode penanaman yang dipakai berupa sistem tumpang sari, di lahan pertanian sayur seluas dua hektar. Lantaran hanya mengandalkan pengolahan secara tradisional melalui pengamatan serta kebiasaan saat panen dan memproses biji kopi tanpa adanya pengetahuan yang tepat harga produksinya jauh di bawah harga semestinya.

Berawal dari hal itu, Komunitas Kopi Wonogiri bersama Wonogiri Coffee House (Wonogirich) mengajak para petani kopi lokal memperbaiki kualitas hasil panen biji kopi mereka. Langkah pertama yang diambil memberikan edukasi serta pembinaan kepada seluruh petani kopi lokal tentang cara panen biji kopi dari pohonnya.

Baca Juga: Selain Kopi, Petani di Brenggolo Wonogiri Juga Beternak Kambing Boer

Jika sebelumnya berdasarkan warna kulit buah, sekarang dengan cara menandai dengan kulit buah yang berwarna merah. Cara tersebut di kenal sebagai pola petik merah.

Melalui proses pola petik merah, panen biji kopi yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan berbobot. Upaya pemasaran biji kopi Bulukerto mendapat bantuan dari Komunitas Kopi Wonogiri dan Wonogirich melalui sistem branding kedaerahan.

Branding tersebut dinilai memiliki peran besar karena daerah Bulukerto punya cita rasa kopi tersendiri. Melalui branding juga, harga kopi Bulukerto meningkat drastis dua kali lipat pada tahun 2018, tepatnya sekitar bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya