Soloraya
Jumat, 14 Mei 2021 - 11:00 WIB

Inilah Keajaiban Bau Go, Alat Penghilang Bau Karya Uztaz Djuriono yang Meninggal Saat Khotbah Salat Id di Klaten

Muh Khodiq Duhri  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ustaz Djuriyono, guru SMKN 1 Trucuk Klaten penemu alat penghilang bau busuk. (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, KLATEN – Ustaz Djuriono, 57, yang meninggal saat mengisi khotbah seusai Salat Id di Dusun Dalangan, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (13/5/2021) dikenal sebagai sosok brilian. Dia adalah guru SMKN 1 Trucuk yang menemukan alat penghilang bau tak sedap yang diberi nama Bau Go.

Berkat alat temuan warga Desa Balang Wetan, Kecamatan Klaten Utara itu, kotoran ayam yang berbau busuk bias disulap menjadi pakan bebek tanpa ada bau yang menyengat.

Advertisement

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia Remuk Dihantam Rudal Israel

Sosok Djuriono mencuri perhatian publik Klaten karena menemukan alat untuk menetralisasi aroma tidak sedap yang ditimbulkan dari banyak hal seperti bangkai atau kotoran hewan. Alat yang berasal dari fermentasi serbuk gergaji itu diberi nama Bau Go. Alat ini berhasil memenangkan Lomba Krenova yang digelar akhir Juni 2012.

“Sudah banyak mahasiswa yang menjadikan serbuk gergaji sebagai objek penelitian. Akan tetapi, sedikit dari mereka yang mengaplikasikan hasil penelitian itu dalam kehidupan sehari-hari,” kata Djuriono saat diwawancara Solopos.com pada 2012 lalu.

Advertisement

Baca juga: Tubuh Warga Kediri Terbelah Kena Ledakan Petasan Rakitan Sendiri

Djuriono menjadikan rumahnya sebagai laboratorium untuk memproduksi Bau Go. Proses fermentasi, pengemasan, hingga penyimpanan Bau Go dilakukan di rumahnya sendiri. Bau Go sebenarnya sudah beberapa tahun lalu ditemukan Djuriono.

Pascaerupsi Gunung Merapi lalu, Djuriono mengajak siswa SMKN 1 Trucuk Klaten menetralisasi bau tidak sedap yang ditimbulkan bangkai ternak yang mati akibat diterjang awan panas.

Advertisement

“Sebelum ditaburi serbuk itu, aroma bangkai sangat menyengat hidung. Setelah ditaburi, aroma tidak sedap itu berangsur hilang,” kata pria yang pernah meraih juara I pemilihan guru berprestasi kategori SMA/SMK di Klaten pada 2010 lalu ini.

Baca juga: Ustaz Djuriono yang Meninggal Saat Khotbah Idulfitri di Kalikotes Ternyata Guru SMKN Trucuk Klaten

Djuriono masih terus termotivasi mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam jangka dekat, dia akan menggelar observasi penggunaan kotoran ayam sebagai pakan itik. Berdasarkan penelitian mahasiswa S-2 UGM, kotoran ayam sebenarnya mengandung banyak nutrisi. Akan tetapi, aroma tidak sedap membuat kotoran ayam cenderung dianggap sebagai limbah.

“Kalau bau tidak sedap dari kotoran ayam itu bisa dinetralisasi, bukan tidak mungkin kotoran itu dijadikan pakan itik,” terang Djuriono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif