SOLOPOS.COM - Warga bermain bulu tangkis di Old Trapot Arena, lapangan badminton beralas tanah, di Dusun Ngemplak, Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Rabu (8/2/2023). (Istimewa/Old Trapot Arena).

Solopos.com, BOYOLALI — Di Dusun Ngemplak, Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, ada lapangan bulu tangkis terbuka bernama Old Trapot Arena. Lapangan bulu tangkis ini berbeda dengan arena bulu tangkis biasa di dalam gedung.

Old Trapot Arena menyajikan sensasi bermain bulu tangkis di ruang terbuka. Lantainya juga bukan lantai berplester, akan tetapi lantai tanah. Alhasil, para pemainnya harus melepas alas kaki supaya bisa bergerak leluasa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Garis pembatasnya juga dibuat ala kadarnya dari bata. Namun, dari lapangan bulu tangkis beralas tanah ini lah lahir atlet nasional yang pernah mewakili Indonesia di All England, Afiat Yuris Wirawan.

Menemukan bakat bulu tangkis di Old Trapot saat kecil, Afiat memutuskan mengelola Old Trapot Arena sekembali ke Boyolali. Ia mengatakan tak ada uang sewa dan tarif parkir bagi siapa pun yang ingin bermain di lapangan bulu tangkis tersebut.

“Semuanya saya gratiskan karena memang sebagai bentuk balas budi karena waktu kecil saya latihan di situ. Dari sana saya bisa masuk Pelatnas PBSI, saya rasa ada andil dari lapangan terbuka itu juga,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di Hartono Trade Centre, Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (8/2/2023).

Tanah seluas 573 meter persegi tersebut tidak semuanya digunakan untuk arena lapangan bulu tangkis, tapi digunakan juga untuk membuka warung jajanan dan minuman bagi para pemain yang kehausan. Afiat mendapatkan biaya pemeliharaan Old Trapot dari membuka warung tersebut.

Mengundang para Atlet Profesional

Lebih lanjut, ia mengungkapkan lapangan terbuka di sekitar tempat tinggalnya telah ada sejak 1967. Dulunya, lapangan bulu tangkis terbuka di Dusun Ngemplak belum dikelola warga secara profesional. Tempatnya pun bergantian dari pekarangan warga ke warga lain karena biasanya tanah tersebut dibangun si empunya.

Sampai akhirnya lapangan badminton terbuka tersebut dikelola Afiat pada 2021 lalu secara profesional dan diberi nama Old Trapot Boyolali. Kadang ia mengundang teman-teman atletnya untuk bertanding di situ, melawan warga biasa nonprofesional.

Arena yang dulu tanpa atap, sekarang sudah diberi atap agar pemain terlindung dari hujan. Afiat menjelaskan para warga yang bermain di Old Trapot Arena biasanya para bapak umur 30-an, bahkan yang berumur 70-an juga ada yang bermain di sana.

“Mereka tiap sore main, kadang teman-teman atlet bulu tangkis profesional juga saya undang untuk bermain. Itu semakin menambah motivasi bapak-bapak untuk bermain,” katanya.

Ia mengungkapkan walaupun melawan atlet bulu tangkis profesional, bapak-bapak di dusunnya tak selalu kalah. Mereka lebih unggul dalam hal pengalaman bertanding di tempat terbuka dibanding para atlet profesional.

“Karena bermain di lapangan terbuka dan dari tanah, jadi yang bermain tidak pakai sepatu. Kemudian juga, kalau di luar ruangan ada angin yang tidak stabil beda sama arena latihan pemain profesional, angin sih yang paling sering dikeluhkan mereka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya