SOLOPOS.COM - Tari Golek Montro yang merupakan tarian khas dari Mangkunegaran. (Youtube Espos Indonesia)

Solopos.com, SOLOMangkunegaran sebagai penerus Dinasti Mataram berkembang menjadi salah satu pusat pertumbuhan pengembangan budaya Jawa. Mulai dari mahakarya wayang orang, gamelan, dan tarian merupakan beberapa karya sejak pemerintahan K.G.P.A.A. Mangkunegara I. Beberapa mahakarya tersebutlah yang membuat para penerusnya terinspirasi untuk berkarya. Salah satunya pada masa pemerintahan Mangkunegara VII, seperti Tari Golek Montro. Dilansir dari Espos Indonesia berikut cerita singkat Tari Golek Montro.

Pada saat upacara pernikahan Mangkunegara VII, Kesultanan Yogyakarta memberikan hadiah berupa tarian, diantaranya Tari Golek Lambang Sari, Tari Golek Clunthang, dan Tari Golek Montro. Ketiga tarian tersebut oleh Mangkunegara VII disesuaikan dengan gaya tari Mangkunegaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tari Montro merupakan tari untuk menyambut tamu yang konon dianggap sakral, yang penempatan pementasannya harus diletakkan di awal acara. Tarian dengan untaian doa dan mantra ini diharapkan agar seluruh rangkaian acara dapat berjalan tanpa halangan.

Istilah Montro diambil dari nama gending monto yang juga sebagai iringan tari yang dipadukan dengan Labrang Asmaradana. Tarian ini berkisah tentang putri-putri keraton yang beranjak dewasa sedang bersolek untuk menyambut kedatangan tamu agung kerajaan. Penarinya menggunakan pakaian berupa rompi beludru, yang menjadi simbol pakaian seorang gadis menjelang dewasa.

“Kalau Gambyong itu pakai mekak, kalau Golek itu pakai rompi,” ujar Empu Tari Mangkunegaran, K.R.Ngt.T. Suyati Tarwo Sumosutargio.

Tari Golek Montro diperagakan oleh remaja putri dengan durasi 30 menit. Gerakan tarinya dengan ritme gemulai dan lembut ciri khas tarian Solo. Setiap gerakannya menggambarkan kepribadian putri keraton yang sopon santun dengan gerak lemah gemulai berperilaku halus dan penuh kendali. Selain itu, tariannya dapat diperagakan secara berkelompok atau tunggal. Tidak ada syarat khusus untuk menjadi penari di Mangkunegaran, bahkan tidak harus dari kalangan abdi dalem maupun keluarga kerajaan.

Untuk memperkenalkan warisan kesenian, dalam beberapa pertunjukan yang diadakan Pura Mangkunegaran, juga menampilkan Tari Golek Montro. Salah satunya adalah “Mangkunegaran Performing Art” yang diadakan tiap tahun. Tak hanya itu, di tahun 2022, Mangkunegaran juga menyelenggarakan misi budaya bertajuk “Kemantren Langenpraja International Roadshow 2022” yang memperkenalkan Tari Golek Montro pada kancah Internasional di tiga negara seperti Malaysia, Australia, dan Thailand. Tari Golek Montro juga telah ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya