SOLOPOS.COM - Dua anak Sardi, warga Semanggi, Pasar Kliwon, yang pernah menjadi Ketua FKKB Soloraya, membantunya berbaring d tempat tidur, Selasa (22/2/2022). (Solopos/Izzul Mutaqin)

Solopos.com, SOLO — Aktivis becak Solo yang juga Ketua Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Soloraya, Sardi Ahmad, meninggal dunia pada Senin (28/3/2022) pukul 14.00 WIB. Hal itu dikonfirmasi anak Sardi, Sari Wahyuni, melalui pesan Whatsapp kepada Solopos.com, Senin.

Sardi meninggal dunia pada usia 55 tahun. Pada April 2021 lalu, Sardi mengalami stroke yang membuatnya tak bisa lagi bekerja. Stroke tersebut dialami setelah Sardi seusai mengikuti kegiatan donor darah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sardi meninggalkan tujuh orang anak. Kabar meninggalnya Sardi awalnya diketahui saat anaknya, Sari Wahyuni, secara tiba-tiba mengirimkan pesan permintaan maaf kepada wartawan Solopos.com, Senin (28/3/2022) pukul 14.29 WIB. “Dimaafin ya kalau ada salah,” tulis Sari.

Baca Juga: Stroke, Sardi Aktivis Becak Solo Kini Hanya Bisa Terbaring di Rumah

Sari kemudian memberi kabar bahwa Sardi, ayahnya, yang selama ini terkenal sebagai aktivis forum komunikasi keluarga becak di Solo dan sekitarnya, telah meninggal dunia. Jenazah rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Daksinoloyo, Danyung, Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.

Pemakaman akan berlangsung pada Selasa (29/3/2022). Pemberangkatan jenazah akan dilakukan dari rumah duka di Semanggi RT 007/RW 006, Pasar Kliwon, Solo, pukul 13.00 WIB.

Sosok Sardi sendiri cukup populer di Kota Solo. Ia aktif di organisasi dan kegiatan kemanusiaan. Jika ada masalah terkait perbecakan atau masalah lain, ia cukup vokal menyuarakan pendapatnya.

Baca Juga: Penghasilan Rp200.000/Hari, Warga Semanggi Solo Ini Hidupi 8 Orang

Sukarelawan Pemenangan Gibran

Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, Sari mengatakan Sardi memang sangat aktif di berbagai organisasi sebelum terkena stroke. Termasuk menjadi aktivis Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Solo dan sekitarnya.

“Organisasi-organisasi itu lah yang mengantar bapak hingga punya kedekatan dengan Mas Gibran. Bahkan ketika bapak sakit, salah seorang ajudan Gibran datang ke rumah sakit,” kata Sari, Kamis (24/2/2022) lalu.

Menurut Sari, Sardi memiliki banyak teman aktivis sehingga begitu bekerja sebagai tukang becak, ia mendirikan FKKB di Solo. “Bapak sangat aktif di forum-forum seperti itu. Bahkan sering kali pulang malam. Sebab setelah bekerja, dia sering ikut rapat-rapat seperti itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Warga Semanggi Solo Ini Harus Kerja Pagi-Malam untuk Dapat Rp200.000

Selain di FKKB, Sardi juga sempat menjadi sukarelawan pemenangan Gibran Rakabuming Raka saat pemilihan Wali Kota Solo. Bahkan beberapa kali, terang Sari, Sardi juga pernah mengikuti rapat bersama Gibran.

“Mas Gibran itu tahu kalau bapak memiliki pengaruh di Solo. Khususnya di kalangan tukang becak. Mas Gibran juga sering mampir ke pangkalan bapak,” ungkapnya.

Semenjak Sardi terkena stroke, Sari lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Ia harus bekerja keras menghidupi delapan anggota keluarganya termasuk dua adiknya yang masih kuliah dan empat anaknya yang masih kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya