Soloraya
Jumat, 1 September 2023 - 10:43 WIB

Inovatif, Melihat Lagi Terobosan Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Atasi ODGJ

Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Akhmad Ludiyanto  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masih banyak orang dengan gangguan jiwa di Indonesia yang belum mendapat layanan pengobatan semestinya. (Antaranews.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Sosial Karanganyar kebingungan menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) lantaran tak punya panti rehabilitasi sendiri. Selama ini mereka menitipkan ODGJ yang terjaring razia ke panti-panti rehabilitasi milik pemerintah di luar Karanganyar.

Nah begitu sejumlah panti rehabilitasi yang biasa mereka titip penuh, Dinsos kelabakan. Sementara menitipkan ODGJ ke panti rehabilitasi swasta sulit mengingat ada biaya yang harus dikeluarkan.

Advertisement

Berbicara soal penanganan ODGJ, sebenarnya Puskesmas Kebakkramat I, Karanganyar, memiliki solusi yang inovatif namanya Bebaskan Belenggu Gangguan Jiwa (Babe Guwa). Enggak kaleng-kaleng, program ini mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan.

Lalu apa itu Program Babe Guwa? Ini adalah program penanganan ODGJ dengan cara memberikan pelatihan keterampilan untuk bekal kemandirian. ODGJ laki-laki diberi keterampilan beternak lele dan bercocok tanam. Sedangkan ODGJ perempuan diberi pelatihan keterampilan kerajinan tangan.

Advertisement

Lalu apa itu Program Babe Guwa? Ini adalah program penanganan ODGJ dengan cara memberikan pelatihan keterampilan untuk bekal kemandirian. ODGJ laki-laki diberi keterampilan beternak lele dan bercocok tanam. Sedangkan ODGJ perempuan diberi pelatihan keterampilan kerajinan tangan.

Dalam pelatihan beternak dan bercocok tanam, Puskesmas menggandeng Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan untuk penyediaan instruktur dan benih. Sedangkan pelatihan kerajinan tangan melibatkan petugas puskesmas sendiri dan PKK.

Setelah mendapat pelatihan, mereka menerapkan keterampilan itu di rumah masing-masing. Lele yang sudah bisa dipanen dijual ke pengepul dan hasilnya dibagikan kepada mereka. Sedangkan kerajinan tangan dipasarkan melalui kegiatan-kegiatan Tim Penggerak PKK di wilayah Kebakkramat.

Advertisement

Latar Belakang Munculnya Babe Guwa

Dalam wawancara pada 13 Oktober 2022 lalu, Kepala Puskesmas Kebakkramat I, dr Retno Sawartuti, menceritakan inovasi tersebut dilatarbelakangi peristiwa pada 2018. Saat itu seorang ODGJ terpaksa dipasung di rumahnya karena kerap mengamuk.

Ternyata, ODGJ tersebut juga sudah beberapa kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo. Namun setelah kondisinya membaik dan kembali ke rumah, beberapa waktu kemudian kambuh lagi. “Ini terjadi beberapa kali. Setelah dirawat tiga bulan di RSJD dan pulang, nanti kambuh lagi,” ujarnya saat ditemui di kantornya.

Pihak keluarga pun merasa lelah untuk membawanya kembali ke RSJD karena harus mendatangkan petugas Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, atau Satpol PP untuk mengantarnya.

Advertisement

Retno menambahkan, setelah peristiwa tersebut pihaknya mengevaluasi tentang kesehatan jiwa pasien seusai menjalani perawatan di rumah sakit. “Ternyata, setelah kami evaluasi ODGJ ini kambuh karena mereka tidak punya kegiatan di rumah. Apalagi oleh keluarganya mungkin juga ditinggal ke sawah, ditinggal sendirian bekerja, dan sebagainya sehingga akhirnya ODGJ ini kambuh,” ujarnya.

Dari situ muncul ide atau inovasi program kesehatan jiwa Babe Guwa ini. Dalam program ini Puskesmas Kebakkramat I mendatangkan 73 ODGJ untuk diberi pelatihan keterampilan secara rutin.

“Ada satu orang yang sudah mandiri bikin ternak lele di rumah. Tapi karena hasilnya dirasa terlalu sedikit, sekarang dia beralih ke jenis gurami dan sudah menghasilkan keuntungan uang Rp10 juta setahun,” imbuh Retno.

Advertisement

Sementara itu, pihaknya berharap program tersebut bisa terus berjalan dan berdampak terhadap kesehatan jiwa khususnya masyarakat di wilayahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif