Soloraya
Jumat, 16 Juli 2021 - 17:20 WIB

Inspektorat: Kades Jenar Sragen Perlu Diperiksa Kejiwaannya!

Muh Khodiq Duhri  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas TNI dan Polri berusaha meredam emosi Kades Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, Samto, setelah mendorong meja sebagai bentuk protes acara hajatan warga dibubarkan, Jumat (16/7/2021). (Istimewa/Satgas Covid-19 Kecamatan Jenar)

Solopos.com, SRAGEN — Wacana menggelar tes kejiwaan kepada Kepala Desa (Kades) Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, Samto, mencuat. Hal itu menyusul munculnya sejumlah kontroversi yang dibuat oleh kades tersebut.

Sejumlah kontroversi yang dibuat Kades Jenar Sragen antara lain tidak percaya virus corona, tidak mau memakai masker, menjamin warganya bisa melaksanakan hajatan, hingga membuat baliho berisi makian kepada pemerintah dan menyebut zaman PKI lebih enak daripada zaman setelah reformasi pada Rabu (14/7/2021).

Advertisement

Baca Juga: Rampas Motor Vario dari Pelajar Karanganyar, 2 Debt Collector Dikukut Macan Lawu

Sehari setelah memasang baliho itu, Kamis (15/7/2021), Samto sudah meminta maaf kepada warga Sragen, Pemcam Jenar dan warga Indonesia pada umumnya karena telah membuat gaduh. Ia beralasan hanya emosi sesaat sehingga membuat baliho seperti itu. Ia juga berjanji bakal mendukung program pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

Baru sehari setelah meminta maaf, Samto kembali berulah. Kali ini, ia mengamuk saat hajatan warganya dibubarkan paksa oleh Satgas Covid-19 Kecamatan Jenar pada Jumat (16/7/2021). Sejumlah kontroversi yang dibuat oleh Kades Jenar itu kemudian memunculkan wacana perlunya tes kejiwaan kepada sang kades.

Advertisement

“Tetap harus diperiksa kejiwaannya. Walau khilaf, mestinya tidak senekat itu,” jelas Plt. Kepala Inspektorat Sragen, Simon Nugroho, kepada Solopos.com.

Baca Juga: Catat, Google akan Gabungkan Layanan Sinkronisasi Menjadi Drive untuk Desktop

Sebelumnya, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, sudah mengetahui bila kondisi Samto tengah sakit stroke. Untuk berjalan saja, dia harus dibantu kursi roda.

Advertisement

“Mungkin apa ada kaitannya dengan kondisinya yang sakit atau yang lainnya, biar Inspektorat yang menyelidiki. Apabila perlu assessment dokter tentu akan kami lakukan. Kalau orang sadar seharusnya tidak sampai menggunakan kata-kata yang kurang pas,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif