Soloraya
Kamis, 21 April 2022 - 22:18 WIB

Inspirasi Mulyani, Perempuan Sukoharjo Sang Perajut Sampah Plastik

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mulyani Nurul memakai topi dari wadah air mineral gelas, di depan Masjid Al Furqon Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (20/4/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Berawal dari keprihatinan dengan banyaknya sampah yang ada di lingkungannya, Mulyani bertekad menekuni aktivitas sebagai perajut sampah plastik. Mulyani yang juga guru seni rupa di SMPN 1 Grogol mampu menyulap sampah menjadi barang-barang artistik dan memiliki nilai guna.

Mulyani yang juga akrab dikenal sebagai Mulyani Nurul mengaku telah melakukan kegiatan recycle sampah sejak lama. Ketua Bank Sampah Kabupaten Sukoharjo ini menyatakan keprihatinannya terkait pengelolaan sampah yang sulit dipecahkan, terutama plastik. Dia menceritakan pengalamannya menggunakan teknik khusus untuk merajut plastik.

Advertisement

“Tekniknya seperti merajut biasa, hanya saja dalam pemotongan plastik itu ada teknik tersendiri sehingga plastiknya tidak terputus. Dari potongan itu jadi lah benang plastik yang nanti bisa dirajut,” jelasnya saat ditemui di kawasan rumahnya di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (20/4/2022) malam.

Baca juga: Inilah 3 Kecamatan Pemasok Sampah Terbanyak ke TPA Mojorejo Sukoharjo

Advertisement

Baca juga: Inilah 3 Kecamatan Pemasok Sampah Terbanyak ke TPA Mojorejo Sukoharjo

Mulyani mengaku telah menggeluti dunia recycle sejak 2013. Perempuan ini tak ragu untuk mengolah sampah-sampah itu beserta dua anak dan suaminya. Dia mengaku beberapa kerajinan yang dihasilkannya diminati komunitas bank sampah untuk digunakan sebagai bahan percontohan.

“Produknya kami jual dan laris di komunitas kami di bank sampah. Karena [komunitas] bank sampah ingin bisa belajar seperti karya-karya saya. Akhirnya karya saya dibeli untuk jadi contoh dan saya tularkan ilmu saya. Kebahagiaan tersendiri ya hidup untuk melayani, menularkan ilmu,” jelasnya.

Advertisement

Baca juga: Kreatif, Begini Peragaan Busana Berbahan Plastik Daur Ulang di Jatim

Tak hanya merajut, berkat kreativitasnya Mulyani juga melukis, membuat topi dari bibir air mineral gelas. Sampah plastik lain juga bisa dia ubah menjadi baju atau pernak-pernik lain. Perempuan kreatif ini juga membuat batik dari berbagi macam proses. “Selain melukis dan merajut, saya juga membatik, batik canting, batik jumputan maupun eco print. Kalau melukis saya aktif pameran dimana-mana,” katanya.

Tergantung Kesulitan Pembuatan

Mulyani yang aktif dalam beberapa komunitas, termasuk komunitas pelukis wanita se-Indonesia ini, menyebut kerajinannya bisa dijual mulai harga Rp5.000 hingga jutaan rupiah. Harga jual tergantung dari sulitnya pembuatan.

Advertisement

“Paling murah itu ya Rp5.000 gantungan kunci yang sederhana, ada juga yang sampai Rp500.000 untuk pernak-pernik recycle. Tapi kalau untuk lukisan kan lebih tinggi lagi, bisa sampai jutaan,” jelasnya.

Baca juga: Kampung Ramadan Makamhaji Meriah, Ada Lomba Hias Kampung hingga Galon

Lebih lanjut, Mulyani mengaku punya mimpi rumahnya dapat menjadi galeri atau museum recycle baik sampah organik maupun anorganik. Menurutnya hal tersebut masih sulit dilaksanakan karena dia harus mengajar di sekolah sehingga kesulitan membagi waktu. Namun, dia mengatakan akan terus berkarya.

Advertisement

Baru-baru ini, Mulyani Nurul turut menjadi inisiator dan juri lomba melukis galon di Masjid Al Furqon Makamhaji. Diberitakan sebelumnya, Ketua Yayasan Al Furqon Makamhaji, Sukidi, mengatakan kegiatan itu berangkat dari ide warga yang memang bergerak dalam bidang kesenian.

“Atas inisiator dari Bapak Nurul Rohmadi dan istrinya Mulyani. Mereka menggelar lomba melukis di atas galon. Pesertanya cukup spektakuler, sudah selesai dan berjalan lancar. Juara juga sudah tercatat,” katanya. Dia menjelaskan pemenang lomba lukis galon berasal dari Wonogiri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif