Solopos.com, SRAGEN — Banyak warga Desa Jenggrik, Kecamatan Kedawung, Sragen yang memanfaatkan kebun mereka untuk ditandai sayur. Kebanyakan sayur tersebut ditanam untuk mencukupi kebutuhan sendiri.
Namun saat hasil panen melimpah, muncul kebingungan warga mau diapakan sayur-sayur tersebut. Karena jika dikonsumsi sendiri terlalu banyak.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Dari masalah itulah muncul bank sayur yang memberi solusi. Warga yang kelebihan hasil panen bisa menjualnya ke bank sayur. Bank ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur di Dukuh Putatan RT 013, Desa Jenggrik.
“Apabila menjualnya sendiri ke pasar makan waktu, ongkos, belum lagi kalau hasil panennya sedikit malah nombok ongkosnya,” terang Ketua KWT Subur Makmur, Lasminatun, kepada Solopos.com Kamis (18/8/2022).
Baca Juga: Kelompok Wanita Tani di Kedawung Sragen Ini Bikin Teh dari Bawang Dayak
Akan lebih efisien jika warga menjual sayurnya ke bank sayur. Ketika sayur mayur dari warga sekitar terkumpul banyak, oleh pengurus KWT dijual secara kolektif ke pasar.
Penasihat KWT Subur Makmur, Ngadimin, mengatakan sayur yang dijual warga beragam, mulai dari bayam, tomat, terong, hingga cabai.
“Untuk anggota KWT Subur Makmur wajib menjual hasil panennya ke bank sayur. Nantinya keuntungan dari bank sayur tersebut secara tidak langsung bisa kembali ke mereka, karena masuk kas. Kas tersebut digunakan untuk operasional KWT Subur Makmur,” tambah Ngadimin.
Bank Sayur dikelola oleh pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur yang beranggotakan 25 orang.
Baca Juga: Bakul Jamu Gendong Sragen Bertahan di Era Digital
Selain menjual sayur mayur, bank sayur juga menjual produk hasil olahan KWT Subur Makmur, misalnya teh bawang dayak, sirup bawang dayak, abon lele, abon gori, dan keripik pisang.