SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Investasi Boyolali sudah dilakukan oleh Pan Brothers.

Solopos.com, BOYOLALI — PT Pan Brothers Tbk sudah berinvestasi di Boyolali total senilai US$65 juta atau Rp845 triliun (kurs US$1=Rp13.000).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Nilai investasi itu sudah ditanamkan dengan membuka pabrik di Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo, di Kecamatan Sambi, dan Klego. Perinciannya, investasi di Klego dan Sambi senilai US$30 juta atau Rp395 miliar, dan di Mojosongo senilai US$30 juta termasuk pembangunan green office senilai US$5 juta atau Rp65 miliar.

Pabrik Pan Brothers yang ada di Klego sudah beroperasi sejak akhir tahun lalu. Saat ini sedang dalam memasuki tahap pemasukan mesin. Sementara Pan Brothers di Sambi baru beroperasi Maret 2015 ini.

Vice CEO PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto, menyampaikan dengan nilai investasi sebesar itu Pan Brothers telah menyerap 18.000 tenaga kerja di Boyolali.

“Tapi nanti harus menjadi 27.000 tenaga kerja,” kata Anne, kepada wartawan, di sela-sela pemberian beasiswa secara simbolis kepada 1.000 siswa SMA, di PT Pan Brothers Tbk yang ada di Mojosongo, Kamis (12/3/2015).

Anne menyampaikan untuk mencapai kebutuhan 27.000 tenaga kerja, Pan Brothers tak kesulitan. Menurut dia, kendala di bidang tenaga kerja bukan pada kuantitas melainkan kualitas.

“Tenaga kerja di Boyolali memiliki kemauan kerja yang kurang bagus. Jadi dari segi mindset dan attitude masih harus diperbaiki,” jelas dia.

Selain kendala kualitas sumber daya manusia, ekspansi industri garmen juga sering terkendala infrastruktur transportasi. Di beberapa daerah yang menjadi wilayah ekspansi, kata Anne, kebanyakan minim akses angkutan umum.

Sementara itu, mengenai kinerja perusahaan, Anne menyampaikan saat ini hasil produksi PT Pan Brothers sudah masuk ke 80% negara yang ada di dunia.

Pan Brothers adaah salah satu perusahaan manufaktur di bidang garmen dengan pasar global.

Dari total produksi rata-rata 69 juta pieces per tahun, masuk secara merata ke pasar Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Asia. “Tapi mulai tahun ini kami mencoba untuk menggenjot agar 40% hasil produksi masuk ke pasar Asia.”

Produksi garmen di Pan Brothers tiap tahun mengalami peningkatan. “Dari 69 juta pieces per tahun, saat ini sedang menuju 90 juta pieces per tahun.”

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, kata Anne, tidak akan menjadi masalah serius bagi perusahaan, karena Pan Brothers adalah perusahaan penghasil dolar. “Memang 70% bahan baku kami masih impor. Tapi kami siap menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya