SOLOPOS.COM - Kolam renang ini terletak di top roof Swiss Belinn Saripetojo, di Purwosari, Solo. Hotel bintang tiga itu diresmikan Selasa (15/12/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Investasi Solo selama 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Solopos.com, SOLO — Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo mencatat nilai investasi Kota Solo sepanjang 2015 senilai Rp2,3 triliun atau melampaui target yang ditetapkan Rp1,5 triliun.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Nilai investasi ini meningkat tajam dibanding 2014 lalu yang hanya tercapai Rp1,2 triliun. Kepala BPMPT Solo Toto Amanto tak memungkiri pertumbuhan ekonomi di bidang jasa dan perdagangan, seperti hotel, apartemen, serta pusat perbelanjaan dalam setahun terakhir mampu mendongkrak nilai investasi di Kota Bengawan.

Toto bahkan menyebut peningkatan nilai investasi juga sedikit banyak dipengaruhi karena faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ya pertumbuhan semakin meningkat karena Jokowi effect,” kata Toto ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/1/2016).

Toto merinci nilai investasi sampai akhir Desember lalu tercatat Rp2,3 triliun berasal dari 1.214 perusahaan baik berskala mikro, kecil, menengah dan besar. Nilai tersebut melampaui dari target yang dipatok Rp1,5 triliun. Toto menyakini nilai investasi masih akan terus bertambah pada tahun ini.

Target Investasi

Pihaknya bahkan menaikkan target investasi di 2016 hingga Rp2 triliun, mengacu pada perolehan nilai investasi pada 2015. Toto mengatakan ada beberapa pengusaha yang siap berinvestasi di tahun ini.

Seperti investasi pendirian rumah sakit bertaraf internasional Siloam di Serengan, Swiss-Bel hotel di Manahan, mal dan apartemen di wilayah Solo utara. “Kami optimistis nilai investasi bisa tercapai target Rp2 triliun di tahun ini,” katanya.

Saat ini, Toto mengatakan Pemkot fokus dalam pengembangan ke wilayah Solo utara. Seluruh investasi akan diarahkan ke kawasan Solo utara, seperti wilayah ring road Mojosongo. Hal ini sejalan dengan rencana Pemkot yang bakal menyulap kawasan Solo utara menjadi Solo Baru-nya Kota Solo.

Toto terus mendorong para investor agar berinvestasi ke wilayah Solo utara. Selain itu ia tetap mempromosikan investasi ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo Techno Park (STP), serta pengelolaan sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo.

“Pengembangan ke kawasan Solo selatan dan tengah sudah tidak memungkinkan. Karena lahan sudah semakin terbatas, dan paling memungkinkan ke Solo utara,” kata Toto.

Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo Agus Djoko Witiarso merancang pembangunan boulevard di jalan lingkar (ring road) Mojosongo sepanjang sekitar satu kilometer. Pembangunan boulevard sebagai tahapan awal menyulap kawasan Solo utara, demi menarik minat investor.

Boulevard nanti dibangun di tengah-tengah ruas jalan, dengan harapan di kanan dan kiri jalan nantinya bisa bermunculan pusat perdagangan, hotel dan sebagainya.

“Pembangunan boulevard akan mampu memantik perkembangan kawasan Solo utara. Mungkin ke depannya kawasan itu bisa dikembangkan seperti Solo Baru,” katanya.

Menurut Agus, penataan Solo utara akan sejalan dengan pengoperasian jalan tol Solo-Kertosono (Soker). Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ini mengatakan kawasan Solo utara dibidik menjadi central business district (CBD) atau daerah pusat kegiatan.

Tiga kawasan segitiga meliputi Tirtonadi, Komplang dan Joglo ditetapkan sebagai CBD Solo utara bagian barat. Sedangkan Kawasan Mojosongo sebagai CBD Solo utara bagian timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya