SOLOPOS.COM - Gedung DHC 45 Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Investasi Solo, investor mempercantik Gedung DHC 45.

Solopos.com, SOLO –– Investor Pengelola Gedung Dewan Harian Cabang (DHC) 45 di dekat PGS Solo, menyediakan Ruang Seni Daya Joeang untuk menarik minat pengunjung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Perwakilan PT Perisai Persada sebagai investor, Syahrul Arief, Ruang Seni Daya Joeang menggunakan bangunan sisi timur kompleks DHC 45 yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai terminal tas. Menurut dia, Ruang Seni Daya Joeang lantai I digunakan untuk art shop atau toko seni, sedangkan lantai II dimanfaatkan untuk ruang pameran bagi kalangan umum dengan sistem sewa.

“Ruang Seni baru dibuka belum lama ini. Ruang seni lantai I menyediakan beragam lukisan, kaus, jam klasik dan barang lain yang berbau seni. Sementara itu, ruang seni lantai II mau kami bikin ruang publik, misalnya untuk penyelenggaraan pameran lukisan,” kata Syahrul kepada Espos di Gedung DHC 45, Senin (28/3/2016).

Syahrul berharap ketersediaan Ruang Seni Daya Joeang semakin menumbuhkan minat masyarakat, khususnya kalangan muda untuk datang ke DHC 45. Dia tidak menampik keberadaan Ruang Seni Daya Joeang tersebut karena mempertimbangkan usulan dari Pemkot Solo terdahulu, yakni menyediakan tempat pendidikan pariwisata seni budaya.

“Sejak dibuka pertengahan tahun lalu, gedung dimanfatkan secara maksimal. Segala upaya sudah kami lakukan, seperti promosi dengan mamasang poster dan siara media, tetapi belum membuahkan hasil memuaskan. Gaya hidup masyarakat Solo jauh beda dengan Bandung yang menggemari pertemuan ruang publik macam ini,” ujar Syahrul.

Syahrul menceritakan dua pedagang yang sejak peresmian menggelar lapak di Gedung DHC 45 telah memutus kontrak kerjasama pada Desember 2015. Mereka pindah ke Jogja karena Gedung DHC 45 selalu sepi pengunjung. Dia mengungkapka Gedung DHC 45 kini hanya dimanfaatkan untuk usaha Rumah Sosis Bandung.

“Kami nombok dua kali lipat sekarang untuk operasional pengelolaan Gedung DHC 45. Kami beruntung lantor pusat masih memberi kesempatan kepada kami untuk melanjutkan usaha. Kami terus melakukan promo dan inovasi. Kini pengunjung rata-rata hanya 10 orang per hari,” jelas Syahrul.

Syahrul menambahkan pengelola Gedung DHC 45 meminta kepastian Pemerintah Kota (Pemkot) Solo merekayasa lalu lintas di Jl. Mayor Sunaryo. Dia mengatakan, Jl. Mayor Sunaryo setiap hari mulai pukul 17.00 ditutup untuk aktivitas perdagangan kuline Gladak Langen Boga (galabo). Menurut dia, masyarakat atau pengguna kendaraan kesulitan menjangkau Gedung DHC 45 selepas sore hari.

“Kami meminta pemerintah untuk membuka akses jalan masuk Gedung DHC 45 selepas sore hari. Kami sudah menghadap Dishubkominfo Solo. Kata mereka, Jl. Mayor Sunaryo boleh dilalui kendaraan yang ingin masuk Gedung DHC 45. Namun, Dishubkominto hingga kini tidak pernah menyosialisasikan kebijakan itu. Mereka juga tidak memasang rambu-rambu petunjuk arah tersebut,” papar Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya